Bara berjalan memutari mobilnya. Sedari tadi Naqiya tidak juga bergerak ketika dirinya meminta Naqiya untuk segera turun. Perempuan itu hanya diam di dalam mobil dan malah membuka ponselnya. Entah apa yang dia lakukan dengan ponselnya itu.
Tangan Bara membuka pintu mobil di sisi samping Naqiya.
"Ayo turun," dia berdiri mengamati Naqiya yang berdecak dan turun dengan kasar.
"Bajunya dibenerin dulu itu," Tambah Bara yang melihat blouse Naqiya sedikit terangkat.
Naqiya berdecak lagi dan memperbaiki blouse yang dirinya kenakan.
Cerewet banget sih dosen ini? Gerutu Naqiya.
Mereka kemudian berjalan berdampingan ke dalam butik yang terlihat mewah dari luar. Butik kecil di pinggir jalan raya ini bentuknya minimalis namun tampak hidup.
Ketika pintu dibuka, bunyi lonceng berdering seakan menandakan ada tamu. Lampu-lampu di dalamnya terang benderang berwarna putih. Gaun-gaun cantik dipajang sedemikian rupa sehingga mampu memikat para calon pelanggannya.
Seorang pramuniaga berseragam cantik dengan rambut yang digulung sempurna menghampiri mereka dengan senyuman di bibirnya. Naqiya menoleh sebentar sesaat setelah dirinya mengagumi interior dari butik tersebut, ternyata dalamnya begitu istimewa. Butik ini cantik sekali.
Mata Naqiya berbinar, Bara benar-benar memanjakan dirinya kali ini. Tumben pria itu bertingkah seperti ini?
"Selamat malam, Pak Bara," Pramuniaga cantik itu menyapa Bara dengan senyumannya. Dirinya juga menoleh ke arah Naqiya dan tersenyum.
"Selamat malam, Bu Bara," gadis itu menyapa Naqiya yang disambut senyuman. Bu Bara? Dirinya saja belum menikah, mana cocok dipanggil seperti itu.
"Malam, Mbak," Jawab keduanya.
"Mari dilihat-lihat dulu, Bu, koleksi kita lumayan banyak yang fresh baru jadi," Pramuniaga itu mengajak Naqiya berkeliling, "Yang sebelah sini hijab, yang kiri non-hijab, Bu," ujar Pramuniaga itu dengan menunjukkan kepada Naqiya.
"Kamu pilih-pilih dulu, Saya tunggu disini ya," Bara menunjuk sofa tunggu di sampingnya.
"Oke deh, Pak," Naqiya sumringah. Ia bahagia disuruh memilih gaun pernikahan yang dia inginkan.
Naqiya mengikuti langkah pramuniaga itu sambil membuka-buka susunan gaun yang digantung dengan hanger. Cantik-cantik sekali.
Kesambet apa dosennya itu sampai membawanya ke tempat secantik ini?
"Mba kalo warna lain ada selain putih?" Tanya Naqiya penasaran, warna putihnya sudah cantik, apalagi warna yang lain.
"Ada, Bu, sebelah sini yang hijab," gadis itu menunjuk sisi yang terdapat model gaun seperti yang Naqiya inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...