[WARNING! Direkomendasikan membaca online untuk melihat gambar]
______
"Bismillahirahmanirahim," Bara menghela napasnya, "Saya terima nikah dan kawinnya Naqiya Adeeza Saqqaf binti Muhammad Saqqaf dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
Dengan sekali helaan napas, Bara mengucapkan ijab kabul tersebut dengan lantang.
"Sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah."
Penghulu membacakan doa-doa pernikahan terlebih dahulu. Hati Bara begitu berbunga hari ini. Akhirnya dia benar-benar sudah memperistri Naqiya Adeeza. Berkali-kali ia mengucapkan syukur pada Allah berkat karunia ini semua.
Air mata menetes dari mata Muhammad. Putri semata wayangnya yang begitu ia sayangi kini sudah bukan tanggung jawab dirinya lagi. Tanggung jawab atas Naqiya kini berpindah ke tangan Bara.
Buru-buru pria itu menghapus air matanya. Sungkan, dirinya sungkan jika dilihat oleh mata menantunya itu.
"Terima kasih, Pak," Ucap Bara kepada Muhammad, Abi Naqiya, setelah sesi doa selesai.
Ia berterima kasih karena Muhammad benar-benar menepati janjinya. Abi mertuanya itu sungguhan datang menjadi wali nikah untuk istrinya.
"Ayo, Mas Bara, dijemput Naqiya nya," ujar Zainab yang sedari tadi menyaksikan Bara mengucap janji sakralnya.
"Iya, Bu," Bara mengikuti langkah Zainab.
"Umi. Panggil saya Umi," Zainab tersenyum pada Bara. Cantiknya Naqiya nurun Uminya ya?
"Iya, Umi," Balas Bara. Hatinya begitu bahagia.
"Naqiya," panggil Umi dari luar kamar Naqiya. Sesaat kemudian Zainab membuka gagang pintu kamar itu.
Di sana, Naqiya berdiri menghadap jendela kamarnya, membelakangi pintu. Tubuh wanita itu membelakangi Bara dan Zainab. Gugup kah dia? Gelisah kah dia? Pikir Bara.
Dari belakang saja aura kecantikan Naqiya sudah dapat Bara rasakan. Padahal dirinya belum melihat riasan Naqiya sama sekali."Masuk, Mas Bara, temui istrimu," ujar Zainab yang menyuruh menantunya itu untuk menemui Naqiya.
Bara mengangguk dan tersenyum. Ketika Bara sudah memasuki kamar wanitanya, Zainab menutup pintu kamar tersebut. Dirinya yakin kedua sejoli ini membutuhkan privasi mereka.
Naqiya sendiri berdebar-debar. Aroma parfum Bara yang ia hapal menyeruak di ruangan. Meskipun lelaki itu tidak memakai banyak, namun Naqiya hapal baunya. Jantungnya berdegup cepat, rasanya untuk berbalik badan saja ia tidak mampu.
Apa Pak Bara beneran pake sarung dan baju koko ya? Pikirnya.
Awas saja jika pria itu benar-benar menggunakan outfit seperti ingin solat jumat, Naqiya pasti akan mengamuk sehari semalam!
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...