86 | Air Susu Ibu

144K 10.7K 1.1K
                                    

Mentari belum tampak batang hidungnya, namun pria yang berumur hampir dua puluh sembilan tahun itu sudah sibuk membangunkan sang istri yang masih pulas dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mentari belum tampak batang hidungnya, namun pria yang berumur hampir dua puluh sembilan tahun itu sudah sibuk membangunkan sang istri yang masih pulas dalam tidurnya.

Naqiya sedikit sulit dibangunkan pagi ini, mungkin kemarin dia benar-benar lelah, sehingga membutuhkan waktu tidur lebih. Tapi tetap saja Bara tidak menoleransi jika istrinya itu melewatkan waktu subuhnya.

"Sayang..." Tangan kekar Bara menggoyangkan bahu milik Naqiya perlahan.

Sudah kesekian kalinya ia melakukan hal ini.

"Lima menit lagi ya, Mas..." Jawab Naqiya masih dengan mata yang terpejam.

"Dari tadi lima menit terus," Protes Bara, "Ayo bangun dulu."

"Eungggh... Masih ngantuk, Mas."

"Iya nanti abis subuhan Mas tidurin lagi." Celetuk Bara. Kata-kata mesumnya itu berhasil membuat sang istri mendengus.

Mulai lagi. Batinnya.

Biasanya di waktu pagi, Naqiya pasti fokusnya ada pada suami usilnya itu. Mengurus kebutuhan Bara untuk pergi ke kampus.

Jemari Bara mengelus rambut Naqiya seraya memperhatikan mata wanitanya itu yang masih terpejam. Hawa dingin pagi ini memang cocok sekali untuk dibuat bersantai.

Namun tatapannya seketika jatuh pada dada istrinya itu. Hawa yang sedingin ini tidak mungkin membuat istrinya keringatan 'kan?

"Kamu gerah?" Tanya Bara memastikan.

Naqiya membuka matanya perlahan, "Kedinginan aku, Mas, errr dingin..." Tangan mungil Naqiya menarik bed cover agar menutup tubuhnya lagi.

Namun dengan sigap tangan Bara lebih dulu terulur dan menghalangi niat istrinya itu.

"Coba kamu liat," Baru saja Naqiya ingin memprotes, Bara langsung membuka suaranya.

Matanya mengarah pada dada milik istrinya itu. Otomatis tatapan Naqiya juga beralih ke sana. Benar saja, apa yang dilihat Bara tadi juga menimbulkan tanda tanya bagi Naqiya.

"Nggak panas padahal, Sayang, kok kamu keringetan?" Tanya Bara pada Naqiya yang semakin melongo. Bingung harus bertindak bagaimana saat ini. "Baju kamu ketebelan kali ya?"

Baru saja tangan Bara ingin menyentuh pakaian istrinya itu, Naqiya langsung menahan tangan kekar tersebut. Raut wajah bingung Bara membuat Naqiya tersenyum kikuk.

"Mas ini bukan keringet hehe," Ujar Naqiya, mendorong perlahan tangan Bara yang tadi terulur.

Bara menaikkan satu alisnya, "Bukan keringet? Terus apa?" Tanyanya semakin dibuat bingung.

"Ini..." Bibir bawah Naqiya tanpa ia sadari menjadi korban dari kebingungannya. Wanita itu terus menggigit bibir bawahnya itu kala ia berpikir sejenak.

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang