Vote sebelum baca ya cantik & ganteng:)
Happy reading!
######
[ WARNING 18+ ]
Mengandung kata-kata kasar____________
Wanita dengan balutan gaun terbaru yang butik itu koleksi tiba-tiba berlari dan langsung memeluk tubuh tegap Bara. Sontak saja prilakunya menimbulkan keterkejutan pada semua pihak yang ada di sana.
Tubuh Bara bergerak mundur teratur. Merasakan gelagat Bara, wanita itu dengan sadar diri melepaskan pelukannya dari tubuh tegap itu.
"I'm very sorry, best friend!" Ungkap wanita itu dengan perasaan bersalahnya. "Spontan aja tiba-tiba meluk kamu. Serius, Bar, aku minta maaf sekali lagi."
Best friend? Sejak kapan Bara berganti profesi menjadi sahabatnya.
Bara terdiam, tidak ada respon yang ia balas untuk wanita tadi.
"Oh iya, aku mau berterima kasih, Bar, ternyata kata-katamu waktu itu bener," Ucap wanita itu dengan senyuman tulus di bibir tebalnya. "Aku bakal menikah beberapa bulan lagi."
"Serius kamu, Bina?" Bara meresponnya spontan. Ia tidak menyangka wanita itu dengan cepat akan menemukan belahan jiwanya. Jujur Bara ikut senang dan lega.
Wanita yang bernama Bina itu mengangguk antusias, "This, cincin lamaranku," Ia memamerkan cincin itu pada Bara.
"Terus kemana calon suamimu? Nggak ikut fitting?"
"Ikut kok, dia ke masjid tadi sama Kakaknya. Katanya mau dhuha dulu sebentar." Ucap Bina. "Eum, Bar, bisa ngomong sebentar?"
Pria itu berpikir sejenak sebelum mengiyakan, "Saya ada kelas, Bina." Jawabnya.
"Sebentar aja, Bar, di luar. Nggak berduaan lagi kok, banyak orang tuh di luar," Bina menunjuk ke arah luar yang terpampang dari pintu kaca butik tersebut.
Terpaksa Bara mengiyakan permintaan Bina. Ia pamit menarik diri dari beberapa karyawan di dalam sana dan memilih berbicara berdua dengan Bina di depan toko. Bukan di tempat sepi.
"Sekali lagi aku mau berterima kasih sama kamu, Bar." Ucap Bina dengan ketulusan. "Aku sempet nggak percaya sama omonganmu, nggak percaya sama takdirku. Sampai aku bener-bener udah pasrah, Bar. Aku kehilangan kamu selamanya, dan aku harus ikhlas dengan itu. Ikhlas dengan aku yang mungkin nggak akan pernah bisa dapat pria sebaik kamu."
"Tapi nyatanya..." Ucapan Bara dipotong Bina.
"Yup, ketika aku ikhlas ngelepas kamu bahagia sama orang lain, dan itu bukan aku. Saat itu juga Allah datengin kebahagiaan buat aku yang sampai saat inipun aku masih sulit percaya kalau hari ini adalah nyata, Bar. Kalau manusia hina kaya aku masih berhak nerima kebaikan Allah begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi Dosenku
General Fiction[CERITA DIPRIVATE, FOLLOW DULU SEBELUM BISA BACA LENGKAP!] "Kamu sakit atau... hamil?" "Kalaupun saya hamil, anak ini tidak akan hidup lama, Bapak tau karena apa?" Gadis itu melangkah pelan mendekati Bara, "Karena saya akan menggugurkannya." ✨✨✨ Naq...