44 | Hari Bersama Ali

134K 10.4K 1.3K
                                    

"Oh begitu, yaudah, Li, mau kapan emang kamu bisanya?" Tanya Naqiya dalam sambungan telfon itu.

"Besok? Abis Nay kuliah?"

Naqiya berpikir sejenak. Cepat atau lambat dirinya harus bertemu dengan Ali untuk meluruskan segalanya dan juga memberitahu pria itu bahwa dirinya sudah bersuami.

"Yaudah, Li, besok aja deh. Jam berapa?"

"Setelah isya ya?"

"Oke inshaallah, Li."

"Nggak sabar banget ketemu calon istri hehe. Yaudah aku tutup dulu ya, Nay, assalamualaikum calon istri."

"Waalaikumussalam."

Naqiya menutup panggilan itu dan meletakkan ponselnya. Matanya menangkap Bara yang sedang menatapnya sebelum pria itu langsung membuang pandangan ke televisi dengan kikuk.

"Kenapa?" Tanya Bara.

"Nggak papa, ngajak keluar aja kok, Pak," jawab Naqiya. Toh, Bara tidak mengetahui kalau Ali pernah memintanya lewat Muhammad.

"Oh." Jawab Bara singkat.

"Ini saya harus minta izin ke Bapak nggak?" Tanya Naqiya dengan polosnya. Makin membuat Bara dongkol. Bara diam saja, malas menanggapi.

"Kalo harus izin, saya izin besok malem ketemu Ali ya, Pak. Boleh 'kan?"

"Hem, ati-ati."

Naqiya mengernyit. Ada apa dengan Bara?

****

Naqiya sudah siap mengenakan outfit sweater oversized dengan rok di bawahnya bekas tadi ia gunakan untuk pergi ke kampus. Tujuan menggunakan pakaian kebesaran adalah untuk menutupi perutnya yang mulai membuncit. Ah, bayinya Bara sudah mulai besar.

Bara, suaminya, masih di kampus sampai saat ini. Katanya suaminya itu ada kelas malam, entah malamnya sampai jam berapa, Naqiya tidak tahu. Yang penting dirinya sudah izin pada Bara.

Sekali lagi Naqiya menatap pantulan dirinya dari cermin. Dia mengambil ponselnya dan memotret pantulannya di cermin kemudian mengirimkan kepada Bara.

Naqiya

Pak saya berangkat dulu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pak saya berangkat dulu ya

Suara ponselnya berdenting lagi, pertanda ada pesan masuk. Benar, pesan itu dari Bara Adichandra. Tumben sekali pria itu fast response.

Pak Bara Dosen

ati ati

Oke, Bara sudah membalas pesannya. Segera saja Naqiya beranjak ke teras. Dirinya sudah meminta Ali agar menjemputnya di rumah Bara.

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang