5 | Sadar

270K 14.2K 229
                                    

Pagi itu Bara terbangun dengan perasaan bingung. Kepalanya seperti dihantam sesuatu yang besar, pening sekali. Matanya menatap keadaan tubuhnya saat ini. Begitu terkejut ia ketika menyadari dirinya tidak mengenakan sehelai benangpun. Lebih terkejut lagi, ketika melihat sedikit bercak darah di seprei putihnya.

Semalam Naqiya menginap disini.

Semalam ia mengunjungi salah satu bar di kota.

Semalam ia pulang.

Menemui Naqiya.

ASTAGA APA YANG IA LAKUKAN PADA GADIS ITU?

Pikiran Bara tambah kalut, ia memakai pakaiannya dan bergegas mencari Naqiya. Dari mulai kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang tamu, semuanya nihil. Tidak ada Naqiya disana. Dimana Naqiya?

Bagaimanapun, saat ini Naqiya tanggung jawabnya karena ia yang meminta pertolongan pada gadis itu untuk membantunya. Dengan hati yang tulus, Naqiya mengiyakan dan bersedia membantunya. Dirinyapun rela menunda kepulangannya demi Bara. Namun apa sekarang? Pria brengsek ini malah dengan tega memperkosanya.

"Naqiya kamu dimana?!"

Bara mengemudikan mobilnya, mungkin Naqiya masih di jalan. Dia yakin Naqiya tak tahu banyak jalan di Jogja. Naqiya pasti masih di sekitar sini.

Di sisi lain, Naqiya tengah menunggu jadwal keberangkatan pesawatnya. Ya, tanpa memberi tahu Bara, Naqiya nekat untuk pulang sendiri berbekal aplikasi di ponselnya. Hatinya benar-benar hancur. Dia sudah mengecewakan kedua orangtuanya. Bahkan rasanya Naqiya tidak pantas mendapatkan orangtua sebaik kedua orangtuanya itu.

"Nay sudah hancur, Mi, Bi..." lirihnya.

Naqiya telah tiba di bandara kotanya. Rasa takut menghantui pikirannya. Ia takut, ia malu bertemu umi, abi, bahkan ia malu bertemu dengan Cantiya.

Naqiya bertekat untuk kembali melanjutkan hidupnya yang sudah hancur. Ia harus melupakan kejadian kemarin walaupun pastinya peristiwa itu berdampak memberikan rasa trauma bagi dirinya. Namun, bagaimana lagi? Jika ia terpuruk, itu akan menimbulkan rasa curiga pada orang-orang di sekitarnya.

🍀🍀🍀

Pertama kalinya Bara meihat Naqiya setelah kejadiaan petaka itu. Aura perempuan itu berubah di mata Bara. Naqiya semakin cantik. Dia sangat terlihat bahagia walaupun sebenarnya Bara mampu melihat luka yang Naqiya simpan di dalam sana. Naqiya tertawa dengan sahabatnya saja ampuh membuat Bara tersenyum.

Bara yakin sebentar lagi Naqiya akan bergegas ke ruangannya untuk mengumpulkan tugas anak-anak sekelas yang ia beri. Ia lega mengetahui Naqiya ternyata memilih pulang, setelah lebih dari seminggu ia mencari keberadaan perempuan itu.

Pintu ruangannya terbuka, dan muncullah gadis yang selama ini mengganggu pikirannya. Naqiya disana, terperangah mendapati Bara yang sedang bersidekap di depa mejanya.

"Permisi, ini tugas kelas A, Pak." Naqiya meletakkan tugas-tugas itu begitu saja di meja tanpa memandang Bara sama sekali, "Saya permi-"

Lagi, Bara menahan pergelangan tangan gadis itu, sehingga gadis itu menatapnya dengan amarah disana.

"Kenapa? Bapak mau memperkosa saya lagi disini?!" Naqiya berujar dengan amarah yang menggebu-gebu, traumanya juga kembali sehingga air mata menetes dari sudut matanya.

"Saya mohon maaf, Naqiya..."

Naqiya menghentakkan tangannya, sehingga pegangan tangan Bara terlepas, "Lepas, Pak. Sekalipun Bapak dapat maaf dari saya itu tidak akan bisa mengembalikan apa yang Bapak ambil dari saya!" Gadis itu membalikkan diri dan pergi dari ruangan Bara. Hatinya sakit.

Setiap kali melihat Bara, emosinya selalu menggebu-gebu seakan Bara adalah manusia di bumi yang harus ia jauhi.

"Udah?" Tanya Cantiya yang menunggu dirinya di depan pintu.

"Hm."

"Pak Bara udah pulang ya, aku kalo jadi kamu ya, Nay, mending nerima tawaran balik bareng Pak Bara hihihi."

Naqiya diam saja tanpa merespon itu.

"Makin ganteng aja sih ah!"

Masih diam. Cantiya melirik sang sahabat, Naqiya menatap kosong jalanan di hadapannya. "Aku capek, Can, mau cepet pulang istirahat."

"Kamu sakit?"

Naqiya menangguk, "nggak enak badan aku."

"Yaudah ayok balik."

✨✨✨

kasian Naqiya😭 jangan lupa ya vote dan comment nya!🤗

Bayi DosenkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang