11. Jung Hayan (2)

116 35 0
                                    

Jung Hayan (2)
_________________________________

"Hey, Hyung-ssi. Kalau kau tidak mau tanganmu patah, lebih baik lepaskan dia."

"Huh?"

Bugh!

"Aaaaaaaagh!"

"Ah!"

Dalam sekejap, wanita itu tidak bisa memahami apa yang terjadi. Saat bayangan besar menutupi wajahnya, dia menutup mata.

Tapi teriakan itu cukup jelas.

Saat membuka matanya, dia melihat Park Deokgu, yang diam melihat ke bawah, dan Yoo Seokwoo, yang berteriak jatuh di tanah.

"Deok-Deokgu-ssi?"

"Ahhhngaaaa..."

"Aku tidak habis pikir kita punya bajingan sepertinya di sini. Baiklah, itu tidak patah, jadi jangan terlalu cengeng."

"Aaaaakh..."

Tinjuan besar memotong udara sekali lagi. Suara tumbukan terdengar saat ayunan itu persis mengenai kepala Yoo Seokwoo.

Masih terlihat tidak nyata melihat dia terkapar di tanah karena berat tabrakan senjata tumpul.

"Ahhhh! Uh... Uhhh..."

"Berhenti pura-pura. Aku bahkan tidak memukulmu sekeras itu... Orang-orang akan mengira kau bayi baru lahir dengan keributan yang kau buat."

Kaki besar menabraknya, dan tubuh Yoo Seokwoo terlempar di udara.

Dia ditendang.

Melihatnya menabrak dinding, Jung Hayan takut situasinya akan berlanjut menjadi masalah besar.

"A-Aku tidak apa sekarang, tolong berhenti. Kau melukainya. Deok-Deokgu-ssi."

"Ah..."

Tatapan yang dia berikan pada Yoo Seokwoo sangat menakutkan.

Bagaimanapun, jika wanita itu tidak menghentikannya, mungkin ajal Yoo Seokwoo akan menjemput.

Melihat Yoo Seokwoo mengerut dan gemetar di tanah membuatnya khawatir.

"Jangan terlalu khawatir, Noonim. Yang aku cuma memberinya tinjuan dan tendangan kecil. Yah, hanya saja Hyung-ssi ini cengeng..."

Bukan itu yang membuatnya khawatir.

Dia bisa melihat beberapa orang berdatangan setelah mendengar teriakan Yoo Seokwoo.

"Berhenti!"

"..."

"Apa yang kalian lakukan? Seokwoo-ssi, kau baik-baik saja?"

"A-Aku tidak apa..."

Yang paling mencolok dari mereka tentunya, Lee Jihye. Saat dia membawa kawanannya mendekat, pernyataan menyesal memancar dari matanya.

"Hey, apa yang terjadi di sini? Kekerasan dilarang dalam markas."

"Pria itu melecehkan Hayan-ssi. Jadi aku memukulnya."

"Apa itu benar?"

"Aku melihatnya dengan mataku."

"Itu... salah."

"Apa?"

"T-Tentu, mungkin terlihat ambigu karena aku menggenggam tangan Hayan-ssi... T-Tapi dia salah paham..."

"Kau masih bisa berkilah."

"Baik, cukup, Deokgu oppa. Seperti kataku, kekerasan dilarang di sini. Bahkan jika Seokwoo-ssi berbuat salah, langsung memukul mereka tanpa mendengar mereka dahulu menimbulkan ketidak harmonisan antara anggota kelompok.Cara ini... Tidak benar. Sebelumnya, kau perlu menentukan siapa yang salah dan mengambil posisi."

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang