Lee Kiyeon [ 1 ] ✔

54. Just because you are poor, it doesn't mean you're a good person (3)

Khusus yang percakapan double saya kasih nama. Biar ga bingung.

.

Hanya karena kau miskin bukan berarti kau orang baik (3)
_______________________________

“Apa yang kau pikirkan?”

“Aku tidak memikirkan apapun. Sejujurnya, aku cuma ingin menunjukkan padamu yang aku katakan itu benar.”

Aku tidak bisa menahan kali ini – aku tertawa.

‘Uang.’

Satu-satunya fakta kalau aku menyewa semua orang akan terbukti cukup bermasalah bagiku secara finansial. Katalis yang kudapat dari alchemy sekarang tidak memadai untuk menggaji berkelanjutan.

Aku tidak dalam masalah saat itu, tapi aku tahu aku bisa menggunakan uang untuk hal yang lebih bagus.

Tapi, aku juga menemukan situasi ini sebagai acara ideal melakukan uji klinis dengan sangat murah, dan membuktikan kesombongan Sun Heeyoung salah, itu sepadan dengan uang. Lagi pula, keuntungan bisnis bisa diperoleh dalam banyak aspek.

'Kenapa aku harus bertindak sejauh ini untuk meruntuhkan cara pikirnya? Mungkin orang bertanya. Itu karena rencanaku untuk merekrutnya ke dalam party-ku.'

"Aku sudah di tempat ini selama tiga tahun. Sudah dua tahun yang lalu aku mulai disebut Saint of the Forsaken. Aku mulai sebagai anggota kuil, bukan klan atau Guild, dan setelah meninggalkan kuil, aku terus mengabdikan diri untuk kegiatan amal. Aku menolak tawaran dari Guild besar, kecil, maupun menengah selama dua tahun.'

Inilah latar belakangnya yang brilian.
Meski bisa naik kelas elit sepertiku, dia memilih jalan menuju kuil. Karena caranya tumbuh, aku tahu kenapa dia memilih menjalani kehidupan seperti ini.

Orang yang menganggap dirinya Saint of the Forsaken menjadikan misi utamanya membebaskan orang miskin dari penderitaan.

Terbukti dari Sun Heeyoung, yang menolak kontrak atau perjanjian apa pun dengan guild atau klan apa pun selama dua tahun. Aku bahkan tidak bisa membayangkan jumlah tawaran yang sudah dia terima dalam hidupnya.

Tentu, beberapa penawar yang sudah putus asa mungkin mebuat orang miskin lega. Meski begitu, dia bahkan menolak, dan alasannya cukup jelas.

Itu karena dia pikir dia harus melakukannya sendiri.

Jujur, aku tidak tahu kenapa dia begitu dekat dengan orang-orang ini bahkan dia hampir tidak mengenal mereka, tapi aku tidak peduli dengan itu sekarang. Tugas pertama itu memisahkan dia dari orang miskin.

Melihat ke depan, aku biaa melihat orang-orang yang bekerja cukup keras sesuai tugas mereka. Beberapa juga terlihat cukup termotivasi.

Aku pikir mungkin rencanaku akan hancur, tapi aku tidak khawatir sekarang.

"Ada orang di daerah kumuh yang belum menemukan pekerjaan… kau tidak akan menyewa mereka?"

"Tunggu saja. Aku akan pergi saat datang waktu yang tepat."

"Apa kau punya hal lain untuk dikatakan? Ini cuma pekerjaan simpel memindahkan batu. Cuaca akan sedikit panas karena matahari, tetapi itu akan menjadi setetes keringat berharga bagi mereka setelah sekian lama. Melihat mereka merasakan nilai kerja sesungguhnya, aku merasa ingin ikut mereka memindahkan batu."

"Terdengar seperti ejekan."

"Kau salah."

Tentu, dia tidak terlihat memihakku sepenuhnya. Kalau aku di posisinya, aku juga tidak akan menyukaiku. Aku pria yang menentang nilai-nilainya.