Lee Kiyeon [ 1 ] ✔

133. Witch hunt (3)

🔱 Perburuan Penyihir 🔱

Tanggal sidang Ito Souta sudah dekat.

Kalimatnya sederhana, tapi sangat berarti. Penduduk Lindel, yang sedang berkobar, mendentingkan gelas minuman mereka, mengatakan kalau itu adalah cara mengatasi sidang, dan personil Celia gelisah dengan berita yang mendadak.

Tentu, Ito Souta sendiri yang meminta sidang, tapi mustahil penduduk Lindel dan Celia tahu.

Dia tidak akan membiarkan mereka tahu kalau dia yang meminta, dan juga, Souta juga tidak pernah mengirim sedikit pun berita ke Celia.

Terakhir kali, aku menjadi korban, jadi kelihatanya kali ini dia ingin menjadi korban.

Tapi, satu hal yang penting bagi kami adalah fakta kalau dia dalam masa trial, karena Yuno Kasugano sudah memblokir usahanya dalam memanipulasi masa di Celia.

Sebenarnya, kebanyakan orang tidak tahu situasi sebenarnya. Mereka hanya perlu tahu kalau dia berdiri di pengadilan sebagai tersangka, dan Lee Kiyoung yang baik hati terlibat dalam percobaan pembunuhan.

Untuk sekarang, itu cukup. Bagaimanapun, proses sidangnya tidak normal.

Yang mereka ketahui tentang sidang adalah tingkat hukuman berdasarkan seberapa banyak pelanggar Ito Souta melukai korban Lee Kiyoung, tapi mereka yang punya kedudukan penting dalam sidang sadar, lokasi itu juga menjadi pertarungan politik antara kita.

Itulah kenapa Lee Jihye tidak nyaman.

“Itu terlalu mendadak, jadi aku tidak tahu kalau kau siap, oppa.”

“Cukup, Jihye. Kita telah berbicara dengan hakim dan mereka yang berada di bawah Paus.”

“Karena aku gugup. Kupikir aku tahu apa yang kau sembunyikan, tapi ada sesuatu yang mengganjal. Meski kau bilang telah menyiapkan asuransi, aku tidak yakin itu bekerja…
.
Mungkin sidang hanya nominal. Sidang di sini agak berbeda dari sidang modern. Memikirkan apa yang akam dia katakan saat melindungi dirinya… Bukankah wajar kalau aku khawatir?”

“Kau tidak perlu khawatir. Ito Souta-sama kita bisa sepandai kita.”

Saat ini, Lee Jihye menatapku dalam diam. Ini pertama kalinya aku melihat dia sekhawatir itu. Sepertinya dia tahu sesuatu, tapi kelihatannya tidak buruk.

“Aku mempercayaimu.”

“Ya. Kau bisa percaya padaku, Jihye.”

Meski dia merasa gelisah, kelihatannya dia menyingkirkan kegelisahannya.

Bagus. Fakta kalau Lee Jihye tidak terlalu peduli, artinya semua berjalan sesuai keinginan ku.

Aku penasaran bagaimana Ito Souta mencoba menyerangku, tapi semua sudah diperhitungkan. Bagaimanapun, aku madih perlu bicara saat melihat ekspresi penasaran Jihye. Kurasa tidak buruk kalau dia tahu.

“Jadi, kau penasaran, huh?”

“Kalau aku bilang tidak, itu bohong. Aku tidak hanya terngganggu saat kau bilang aku tidak perlu mempedulikannya.
.
Bukankah kau bilang kalau aku menghalangi jalanmu? Kau bilang akan mencolok kalau sejumlah orang bergerak bersamaan.”

“Sebenarnya, bukan begitu. Dalam keadaan normal, akan lebih baik kalau kau membantu. Dengan begitu, aku bisa membuat jebakan yang lebih sempurna.
.
Aku merahasiakan itu darimu karena aku ingin menunjukkan pada Ito Souta kalau aku berhati-hati.
.
Asuransi itu. Menurutmu apa? Kau pikir semua akan berjalan seperti apa? Baiklah, aku akan mempertanyakan ini dulu.
.
Seberapa jauh yang kau raih dengan pemikiran sederhana? Menurutmu apa rencana asliku?”