180. The End of Pre-war Defense (1)

111 31 1
                                        

Note : Yg sebelumnya saya TL komandan jendral itu sebenernya komandan umum alias komandan seluruh pasukan. Mon maap kesalahan teknis, dan saya baru nyadar di ch sekian :D

Akhir Dari Perang Pra-Bertahan (1)

'Dad akan baik padamu!'

Sebenarnya dia anak yang tidak diinginkan, tapi itu bukan lagi masalah. Aku saat ini menganggapnya asuransi solid, karena dia bisa melindungi aku saat aku sudah terlalu tua.

Disaat yang sama, Dialugia masih terlihat kaget, wajahnya menampilkan ekspresi rumit. Tapi, jawaban sudah diputuskan untuknya.

"Ini situasi yang tidak diinginkan, tapi aku akan melakukan yang terbaik. Oh... yak..."

"Ah..."

"Aku akan masuk dulu dan menyelesaikan tugasku, lalu aku akan langsung menemuimu. Pfft. Sampai jumpa. My baby, kau juga harus tetap di sini dan dengarkan ibumu."

"Si... Siapa... Bayi siapa..."

"Siapa lagi? Omong-omong, ayo membahas itu setelah bekerja. Dan lagi, jangan membuat keributan tentang ini. Aku tidak mau melakukan cara kasar juga. Orangtua mana yang mau anaknya terluka?"

"..."

Aku lekas pergi setelah mengatakan itu. Meski aku tidak perlu menghadiri perang pra-bertahan yang hampir selesai, ini adalah mandat karena aku masih komandan umum pasukan.

Akan tepat untuk hadir saat mereka merayakan kemenangan mereka.

Aku tidak berbuat banyak, tapi aku masih sangat perlu untuk tampil.

Sebesar keinginan ku bersama dengan Dialugia, aku tahu Red Mercenary akan cukup untuk menjaganya.

Aku mengangguk untuk berterimakasih pada mereka, dan mereka mengangguk kembali seolah mengatakan padaku untuk tidak khawatir.

'Hmm...'

Saat aku perlahan memanjat dinding, aku melihat tubuh monster berbaring di bawah.

Kurasa tidak akan ada lagi gelombang yang akan datang. Tidak sama sekali, selama aku memiliki Dialugia dan bayinya di sini.

Kebanyakan manusia di dinding terlihat lelah, tapi mereka masih terdorong untuk membersihkan sedikit lagi mahluk terakhir.

"Jangan terdorong!"

"Ayo akhiri ini!"

Baaaaaang!

Senang melihat pasukan melakukan yang terbaik untuk mengakhiri mereka. Aku bahkan bisa melihat party-ku dari jauh berlari sepanjang dinding.

Jung Hayan masih menyebarkan magic sambil menggigit bibirnya erat, dan Kim Hyunsung menyibukkan diri dengan memenggal leher mereka yang mencoba naik dengan pedangnya.

Wajar kalau aku, yang tidak banyak mendapat exp, buru-buru .

Ini bukan mantra yang hebat, tapi aku terpaksa terus menyerang mereka yang ada di bawah sana.

"Tanker, tutup jalan untuk mencegah monster yang tersisa memasuki dinding barat yang runtuh!"

Aku perlu menampilkan sesuatu pada mereka. Kesimpulan pertarungan ini sangat penting.

Krak!

Crash!

"Groooooaaar!"

Whoosh.

"Ahhhhhhhhh!"

"Tutup!"

Tangan besar yang aku summon jatuh, dan para monster berteriak.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang