89. Together Forever (3)

67 19 4
                                    


Bersama Selamanya (3)
__________________________

Bukan cuma Jung Hayan yang bertingkah seperti itu.

Aku tidak bisa mengatakan yang lain lebih baik darinya, tapi mereka masih memperlihatkan tanda paranoid dan gelisah bahkan setelah ilusi mereka hilang.

Kim Yeri salah satu dari mereka.

Bocah itu selalu mengekspresikan sikap tenang, tapi sekarang dia rapat menempeli Kim Hyunsung, dan ketakutan jelas pada ekspresinya.

Dia masih seorang anak kecil, aku paham kenapa dia bereaksi seperti itu.

Aku tidak tahu apa yang dia lihat, tapi aku hampir yakin itu pengalamannya yang paling traumatis.

Ama halnya Jung Hayan. Aku hampir bisa menebak ilusinya diambil dari aku yang mengabaikan dia.

Karena itu, aku sadar kalau kutukannya dibuat untuk menargetkan titik lemah tiap individu yang hadir.

Perlahan, bagaimanapun, semua orang bangun. Meski mereka sudah lolos dari pengaruh kutukan, tidak ada yang berani bicara.

Aku menenangkan Jung Hayan yang gemetar, dengan lembut mengelus rambutnya, Lee Sanghee bicara.

“Phi, tolong laporkan dampak situasi.”

“Ah, kutukannya sepertinya sepenuhnya pada mental. Itu membuat siapapun yang melewatinya berhalusinasi.”

“Apa di sini ada siapapun yang tidak bisa bergerak?”

“Tidak ada yang terluka.”

Tidak ada dampak fisik diterima. Bagaimanapun, itu menyebabkan kerugian besar pada mental semua orang.

Sekarang, aku mulai paham kenapa party Blue Guild sebelumnya tumbang di sini.

Kalau kutukannya terus menghantui semua orang di sinu, atau kalau kutukannya memburuk...

‘Saat itulah situasinya diluar kendali.’

Lee Sanghee menggosok arca simpanannya sebentar sebelum bicara sekali lagi.

“Apa ada yang bisa mendengar suara dalam kepala kalian?”

Dia tidak mendapat jawaban.

Saat itu jelas tidak ada yang berani bicara, aku pun bicara.

“Aku bisa.”

“Aku mengerti…”

“Kupikir akan sama dengan yang lain.”

“Aku tidak berpikir mantra divine purified bisa efektif. Kutukannya mungkin membangun dungeon itu sendiri. Sepertinya terpacu saat memasuki area tertentu, atau saat seseorang has tinggal beberapa waktu.”

‘Itu garis penalaran yang bagus.’

Lee Sanghee sudah kembali pada dirinya yang tenang. Aku menatap Kim Hyunsung dan aku melihat dia mengangguk, yang artinya dia memberi petunjuk yang tepat.

“Bagaimanapun, gejalanya mungkin semakin buruk nanti. Kalau jenis kutukan ini aktif saat kita menghadapi undead…”

Dia tidak perlu menjelaskan lebih jauh. Itu akan menyebabkan berbagai dampak pada party.

Bagaimanapun, aku tahu undead bukan masalah sebenarnya; tapi kutukannya.

Undead atau ghost, tidak masalah. Mereka sekedar makanan pembuka.

Karena nama dungeon yang disarankan, kendala sesungguhnya di tempat ini adalah kutukan yang mempengaruhi kita.

_Akhirnya, kau akan ditinggalkan sendirian._

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang