94. Together Forever (8)

62 17 3
                                    

Bersana Selamanya (8)
___________________________

Setelah menderita karena pengaruh lain kutukan, aku mengalihkan mataku pada Jung Hayan. Ekspresinya jauh lebih serius dibanding yang kukira.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhh!”

‘Itu berhasil.’

Rasanya mengejutkan menyadarinya. Tentu, scenarionya mungkin menyakitkan untuk Hayan tahan.

‘Ini jawaban yang benar.’

Aku melakukannya dengan benar. Di posisi pertama, Hayan tidak akan menunjukkan perilaku tidak biasa itu.

Dampak kutukan mengacaukan semua orang. Aku cuma memilih membantunya dengan sedikit terapi kejut.

Wajah Hayan sekarang tertutup air mata, dan dia mulai mengacak rambutnya. Yang lain tidak berbeda, tapi kasusnya paling serius. Aku menggenggam tangannya, tapi dia menepis ku.

“Aku membencimu!”

‘Kekuatan apa…’

Jung Hayan mencoba melukai dirinya sendiri setelahnya, memilin tangannya di sekitar leher. Aku buru-buri menarik tangannya sekuat yang bisa aku kumpulan. Begitu aku berhasil melakukan itu, aku dengan cepat menciumnya mendalam, secara efektif merangsang apa yang tersisa dari kewarasannya.

“Ahh…”

“…”

“Aku… Oppa?”

Ekspresi Hayan berubah dari bingung menjadi syok, dan amtanya dipenuhi dengan airmata baru.

“Ah… Oppa… Oppa…”

Dia tidak puas hanya dengan memeriksa wajahku; dia memeriksa seluruh tubuhku. Mempertimbangkan apa yang dia lihat pafa ilusi terakhirnya, ini wajar.

“Aku kembali…” guman Hayan.

“Hayan?” Panggilku.

“Aku kembali. Ugh, aku kembali…” Hayan terus berguman.

“Apa yang kamu bicarakan, Hayan?” Tanyaku.

“Tidak, itu bukan apa-apa. M-maafkan aku karena menjadi bodoh seperti itu…” balasnya dan menundukkan kepalanya karena malu.

‘Bagus.’

“Apa maksudmu? Apa kutukannya mempengaruhimu? Apa yang kamu lihat?” tanyaku, mencoba bertingkah polos.

“Tidak, bukan kutukannya. Semua itu salahku. Maafkan aku, Oppa. Aku sangat minta maaf karena menjadi egois. Tolong jangan membenciku…” balas Hayan penuh penyesalan.

‘Tidak mungkin aku akan membencimu.’

Di posisi pertama, aku tidak pernah merasa benci pada Hayan. Pasti, dia terobsesi denganku, tapi ketidaknormalannya hanya terbentuk karena efek kutukan.

Aku bersyukur bisa memasukkan beberapa magic dalam pikirannya yang rusak. Keberuntungan cepat mendatangiku.

Suatu hari, Jung Hayan mungkin menderita dari kecelakaan mengerikan. Tentu, penyebabnya tak diketahui, tapi satu hal yang pasti—itu karena kemampuannya.

Mengetahui aku bisa mencegahnya dari sekarang, aku tersenyum puas.

‘Sekarang, Rasanya seperti aku mendapat perasaan tanggung jawab baru…’

Aku tidak mencintainya atau ingin terikat dengannya, tapi nyatannya aku merasa bersalah dan kasihan, bahkan menyukainya tidak terelakkan.

_Kau merasionalkan lagi. Kau mencoba menghapus rasa bersalahmu padanya. Pikirkan, dengan tidak mengabaikannya, akan menjamin kalau kau masih punya hati nurani.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang