129. Invoked The Trap Card (2)

59 22 0
                                    


🎴 Kartu Jebakan Terbuka 🎴

Tentu, tentu aku tidak berniat mengakhirinya di tempat. Bukan ide  buruk mematahkan satu lengan atau bahu bergeser, tapi hadiah yang aku siapkan pada Ito Souta agak berat.

Saat aku memasukkan mana pada magic dari Cha Heera yang belum berjalan, hasil yang lebih baik dari yang aku kira mulai terlihat.

Kudengar itu akan sakit, tapi sebenarnya ini lebih sakit dari yang aku kira.

“Ahhhhhhhhh!!”

Darah fountain keluar dari lengan kananku dalam sekejap. Cha Heera memotong lenganku dengan ekspresi panik.

Kudengar, dia tidak menyerang ku. Mengamputasi lenganku adalah pertolongan pertama.

Sebelum kami masuk, magic yang dia tanam langsung sudah memasuki tubuhku. Kalau lenganku tidak dipotong sekarang, magic nya akan segera lolos ke otak ku.

Meski aku merasakan sakit luar biasa, melihat ekspresi absurd Ito Souta lebih dari cukup.

'Iu adalah painkiller, painkiller.’

“Anak anj…!”

‘Hah, aku menyukai ektingnya.’

Ekting Cha Heera jelas menambah kehidupan pada kejadian mendadak ini. Di posisi pertama, orang yang keberatan pada rencana itu dan merasa kalau itu terlalu berbahaya baginya, jadi itu menambah realisasi kepanikan yang direncanakan.

Aku ingin tertawa kencang. Tapi, aku cuma bisa berteriak.

“Ahhhhhhhhhhhh!”

Lenganku sekejap jatuh.

Tentu, itu sakit. Tidak, akan benar kalau bilang kalau teriakan yang aku tahan sejauh ini keluar sekaligus. Aku tidak bisa menahannya, saat aku menahan sakit sejak dia menggandeng ku ke dalam pesta.

Aku merasa seolah menjadi bayi baru lahir.

Kelompok gadis bangsawan menjauh dariku sambil menjerit kompak. Aku melihat Jung Hayan berlari ke arahku dengan ekspresi terkejut.

Saat ini, Cha Heera mengepalkan tinju dan berbalik untuk menyerang Ito Souta.

“Ahhhhhhhhh!”

“Kyak!”

“Rasakan!”

Di posisi pertama, untuk berpura-pura menjadi korban sesungguhnya, adalah gerakan efektif. Meski menyakitkan, cuma itu opsi yang masuk akal.

Bahkan saat menghadapi tinju Cha Heera, aku melihat ekspresi bingung Ito Souta menatapku.

Itu hanya sekejap, tapi saat aku berguling ke lantai, aku tersenyum.

“Bajingan bodoh!”

Kwajijijik!

Dengan suara kencang, tinju Cha Heera mengenai wajahnya, dan tubuhnya terbang di udara.

Baaaaaaang!

“Bajingan ini…”

“Uhuk…”

Setelah debu menghilang, aku bisa melihat Ito Souta mengeluarkan darah saat berdiri dari tembok, dengan Cha Heera menghampirinya.

Aku tahu dia kesakitan luar biasa, untuk dia yang endurance nya tidak tinggi.

Kebanyakan tamu sulit mengikuti apa yang terjadi, tapi kebanyakan mata mereka jatuh padaku. Aku secara natural menarik perhatian mereka saat aku kembali berteriak sakit.

Priests berbondong-bondong menghampiriku dalam sekejap, dan banyak yang berlarian mendekat untuk memeriksa kondisiku.

“O-Oppa, apa kamu baik-baik saja? Oppa… Hiks… Oppa…”

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang