33. Enemy (1)

63 28 0
                                    

Musuh (1)
__________________________________


Dari sudut pandang Jung Jinho, kelihatannya si idiot dikeluarkan dari penjara.

“Tidak, omong kosong apa… apa yang kau lakukan?! Seokwoo!”

“Aku melakukannya! Anjing itu, si bangsat! Aku menusuknya! Hyung-ssi!”

“Bajingan gila ini!”

Tempat ini menjadi kacau.

Jung Jinho buru-buru mencabut pedangnya. Tentu dia tidak berniat untuk menyerang kami.

‘Dia mencoba membunuhnya.’

Kelihatannya dia mencoba memperbaiki situasi dengan membunuh Yoo Seokwoo.

Seolah dia akan membunuhnya untuk membungkam mulutnya, dan membersihkan situasinya nanti. Sekarang, satu-satunya yang bisa Jung Jinho pilih. as if he would kill him to shut his mouth, and then clear up

Sudah jelas dia tidak mau bertarung dengan grup kami di tempat seperti ini.

Kalau itu Kim Hyunsung atau Park Deokgu yang tertusuk pedang, mungkin itu kesempatannya, tapi sayang, yang terlemah, Lee Kiyoung lah yang terluka.

‘Kau tidak bisa membunuhnya.’

Saat aku melihat Kim HyunSung intensif, aku bisa melihat dia juga bergerak cepat.

Budak Jung Jinho, Kim Jaejoon, yang kelihatannya punya kemampuan baik dalam menangkap situasi, mulai berlari ke arah kita dengan dagger. Dia kira Jung Jinho berlari merupakan sinyal pertarungan.

“Pengemis sampah! Kau membunuhnya! Kau membunuh Kicheol!”

Benar, aku membunuh Lee Kicheol.

Meski begitu, aku tidak membayangkan dia mengabaikan Deokgu disampingnya dan berlari ke arahku.

Kelihatannya aku menjadi official celebrity grup dalam penyerangan ini. Aku, yang seharusnya aman terlindungi dari kekacauan, berubah menjadi tank utama dalam waktu singkat.

Yang tidak terduga itu kemampuan Park Deokgu menilai situasi agak lamban.

Akhirnya aku pikir dia akan mencegah serangan kedua, tapi dia tidak bisa menahan Jaejoon yang berlari padalu dengan dagger terangkat.

‘Sialan.’

Dagger terasa di punggungku saat aku reflek berjongkok. Kelihatannya dia tepat menargetkan leherku.

‘Sakit!’

“Ahhhhhhhhh!”

Ini terlalu sakit. Park Deokgu sadar setelah serangan kedua meluncur. Dia mendorongnya dengan prisai besarnya, dia mulai melindungiku dengan wajah kaku dan pucat.

Yoo Seokwoo di belakang terlihat membatu karena situasi yang mendadak berubah. Tangannya yang menggenggam dagger yang dia gunakan untuk menusukku terus gemetar.

Dia juga tidak biasa menusuk orang. Tentu Jung Jinho dan Kim Hyunsung lebih penting daripada sampah penakut itu.

“Ini cuma salah faham….?” dia pedang bertabrakan sebelum suaranya keluar.

‘Beres.’

Bang!

Secepat aku mendengar suaranya, pandangan Jung Jinho terlempar jauh bisa dilihat.

Pertarungan sudah dimulai. Tujuan sudah tercapai, dan keduanya saling bermusuhan.

Yang tersisa adalah untuk memperbaiki situasi ini.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang