103. Old Forces (4)

62 25 2
                                    

Pasukan Tua (4)

Rsanya ada yang tidak benar. Sebenarnya rasanya seperti Lee Jihye membaca pikiranku.

‘Apa dia punya unique ability seperti itu?’

Kelihatannya cuma itu penjelasan yang masuk akal, tapi aku tidak melihat apapun di status window-nya.

Lee Jihye kelihatannya rekan yang sangat berharga dan musuh yang sangat berbahaya di saat yang sama.

Aku tahu akan menguntungkan menariknya ke sissiku, jadi aku melembutkan ekspresiku saat menatapnya. Lee Jihye langsung bereaksi.

“Kenapa kau menatapku seperti itu?”

“Itu karena aku berterima kasih. Jujur, aku tidak pernah mengira menerima sebanyak ini…”

“Kau mempercayakan tugas padaku. Wajar kalau aku bekerja keras. Aku mempercayai kebaikanmu, harga yang kau punya. Berhenti menatapku begitu!! Aku tahu apa yang ada di kepalamu.”

“Kalau kamu mau membalasku, makan ramen denganku. Kalau gak, pergi aja.” lanjutnya.

Ah, tapi tidak mungkin aku melakukannya.

“Maafkan aku tapi aku masih punya beberapa pekerjaan. Jangan ragu mendatangiku kalau kau butuh apapun, ya.”

“Aku tidak mau apapun. Aku cuma mau melakukan tugasku dengan benar.”

“Tentu.”

“Kau ingat apa yang ku bilang terakhir kali, Oppa?”

“Aku ingat.”

“Bagus. Kupikir kau harus pergi sekarang. Hayan-ssi kesayangan kita kayaknya gelisah.”

“Oke. Trims lagi.”

Saat aku membuka pintu, aku melihat Jung Hayan bediri di samping.

Di sebelahnya pemandu Black Swan, yang kelihatannya agak resah.

Aku tahu Jung Hayan gelisah selama menunggu, tapi setidaknya aku memujinya karena tidak masuk di tengah pertemuan.

Pengendalian dirinya jelas lebih tinggi dari sebelumnya.

Sebagai hadiah, aku mengelus kepalanya, seperti bocah, ekspresinya jadi senang.

“Oh, Hayan-ssi.”

“Ah… Iya… Jihye-ssi?”

“Kamu jadi makin cantik. Aku lega kamu kembali dari dungeon dengan aman.”

“Ah, terimakasih…”

“Kiyoung lumayan beruntung punya pacar secantik ini.”

“Ah… Itu… Terimakasih, Jihye-ssi.”

Tindakan Lee Jihye terlihat wajar, tapi itu tidak menghentikan aku yang merasa janggal.

Seolah dia memerkan kedekatannya denganku.

Tentu, kali ini, aku tidak perlu merasa bersalah.

“Kenapa kalian tidak berhenti sejenak untuk makan? Guild Master kami ingi to seeingin menemui kalian, juga.”

“Sekarang sudah lumayan petang. Kita akan kembali lain kali.”

“Sebaiknya kalian memegang janji, Hayan-ssi, dan Oppa.”

Melihat Lee Jihye berbicara dengan biasa padaku, sekali lagi aku perlu mengakui wanita ini agak tidak biasa.

Jelas tidak ada yang sadar, bahkan Hayan, tahu bagaimana menghadapinya.

“Lain waktu, akau akan mengunjungi guild mu. Hayan-ssi juga harus makan dengan kita.”

“Ah, tentu…”

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang