12. Lee Jihye

126 41 0
                                    

Lee Jihye
_______________________________

“Tolong, duduklah.”

“A-aku…”

Aku bisa melihat keraguannya.

Sudah jelas dia masih belum rileks. Dia menghapus air matanya, pundaknya gemetar, dia terlihat seperti anak kecil.

Meski begitu, dia adalah wanita dewasa biasa yang berumur 21 tahun.

Dia belum pernah mengalami situasi sebelumnya, tidak heran dia seperti itu.

Aku tidak bisa sepenuhnya memahami perasaannya, tapi kelihatannya dia benar-benar tidak mengerti apa yang sudah maupun belum terjadi dengan masalah itu.

“Aku, hiks… minta maaf.”

“Aku tidak tahu untuk apa kau minta maaf.”

“Tapi akulah yang, hiks… yang.”

“Hayan-ssi tidak melakukan kesalahan. Tentu, aku tidak melihat apa yang terjadi, tapi… Untuk sekarang, bisa kau ceritakan apa semuanya?”

“A-aku tidak bermaksud seperti itu. H-Hanya…”

“Aku tahu. Tolong, katakan padaku sebisamu. Gunakan waktumu.”

Saat aku tersenyum dan berbicara padanya, perlahan dia mulai berbicara.

Faktanya, aku sudah punya gambaran kasar alur ceritanya, dan itu mudah diprediksi.

Masalahnya aku sama sekali tidak paham apa yang dia katakan.

Sulit untukku mengangkap yang dia katakan dengan isakan dan air mata.

Terima kasih pada sistem, aku tahu level kepintarannya rendah, tapi mungkin itu bukan karena kemampuan berpikir yang sederhana.

“J-Jadi mendadak Seokwoo-ssi…”

“Iya… iya… aku paham.”

“D-dia mencengkeram tanganku dan aku berteriak.”

“Ah…”

Tapi tidak masalah aku memahaminya atau tidak. Yang penting adalah berempati padanya.

Lebih penting untuk mendengar alasannya, kenapa dia menangis dan kenapa dia terganggu, daripada menilai siapa yang salah.

‘Aku di sisimu.’

Aku tidak mengungkapkannya, tapi mungkin dia berpemikiran begitu.

“I-itu yabg terjadi... D-Dan mendadak, Deokgu-ssi datang, dan… dia memukulnya, lalu Jihye-ssi…”

“Aku paham.”

“D-dan waktu itu, Kiyoung-ssi datang…”

“Iya.”

Masalahnya adalah dia mengeluh terlalu lama. Akhirnya, setelah beberapa menit, kisah membosankannya berakhir.

“Pasti itu sulit.”

“T-Tidak. A-Aku merasa lebih baik sekarang.”

Kelihatannya dia sedikit tenang sekarang.

Pundaknya yang gemetaran mulai kembali normal, dan ekspresinya yang penuh air mata berganti dnegan senyum ringan.

Dia sudah bisa mengendalikan diri.

“Terima kasih, Kiyoung-ssi.”

“Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Hanya karena keadaan…”

“T-Tidak. Maksudku, kamu mengatakan kamu mempercayaiku…”

“Ahh…”

“K-kamu sudah menolongku sejak awal kita bertemu... A-aku tidak berpikir aku sudah melakukan apapun untukmu…”

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang