32. Quest (5)

71 26 0
                                    

Petualangan (5)
___________________________


“Menurut kalian ada apa di luar tempat ini ?”

“Yah… apapun itu, itu tidakkah akan lebih enak dari makanan yang kalian makan di sini.”

“Wow….”

“Mungkin Deok-gu ingin makan sesuatu.”

“Yak….”

“….”

“….”

“Tidak apa.”

Dua orang yabg berbicara satu sama lain anehnya menjadi diam. Ini menjadi peristiwa reguler sekarang.

Jung Hayan menatapku dan tidak bisa menahan airmatanya.

Awalnya itu tidak terlalu aneh, tapi tiap melihat dia menangis sperti itu, aku merasa aneh. Tentu situasinya tidak baik.

Karena Kim Jaejoon dan Jung Jinho tetap melihat kemari.

Untuk meruntuhkan suasana grup lagi, selama berbagai pembicaraan, Jung Hayan menangis seperti ini, dan tidak bisa dihindari suasana menjadi sepi. Seseorang akan berpikir aku yang mati, bukan Lee Kicheol.

Faktanya, menatap Kim Jaejoon menjadi rutinitas Jung Hayan. Tidak ada yang bisa membayangkan seberapa tidak nyaman Kim Jaejoon.

Mwreka sudah bwridi di posisi sebelah kami.

Sebagaimana Lee Kicheol tersiksa dwngan kecelakaan tiak terduga, keseimbangan kekuatan yanh dipunyai runtuh. Grup Jung Jinho sebenarnya terlihat menyerah memburu kami.

Jung Jinho mungkin memutuskan lebih baik tidak menyerang selama tidak ada kesempatan bagus.

‘Aku melakukan hal yang sama.’

Meaki aku di posisi Jung Jinho, aku akan sepenuhnya membatalkan rencana membunuh grup Kim Hyunsung. Itulah kenapa mereka sensitif meski dengan konflik ringan.

“Aku sungguh minta maaf.”

“Tidak, Jinho-ssi. Itu agak memalukan. Faktanya akulah yang harusnya minta maaf.”

Dia sudah meminta maaf seperti ini berulang kali.

“Aku… aku cuma antusias.”

“Tentu kau antusias. Aku juga minta maaf lagi.”

Aku tidak tahu yang dikatakan keduanya, tapi tiap Jung Jinho minta maaf, Kim Jaejoon juga meminta maaf.

Masalahnya adalah, sedikit demi sedikit, Jung Hayan menunjukkan permusuhan.

“Aku, kenapa aku melakukannya, aku minta maaf….”

Lebih banyak mereka berbicara sendiri seolah kita tidak boleh mendengar. Aku tidak khawatir mereka membicarakan tentang menyerang kami, aku paham sejauh itu.

Yang konyol adalah reaksi Yoo Seokwoo.

“….”

Dari waktu ke waktu aku menunjukkan kedekatanku dengan Jung Hayan, dia terlihat bad mood. Sesuai dugaan, saat Jung Hayan dan aku mulai keluar bersama, dia sering menunjukkan tanda tidak nyaman.

Khususnya, die melihat Jubg Hayan yang matanya bengkak karena menangis untukku. Seperi itulah banyaknya Jung Hayan memikirkan aku.

‘Yoo Seok-woo….’

Di posisi pertama, dia tidak lebih dari seorang cabul bagi Jung Hayan.

Faktanya, meski dia cuma mencoba melakukannya sekali, masihlah benar mengatakan dia menjadi agak tidak jelas.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang