96. Juliana (1)

102 27 3
                                    

Sebenernya mau nunggu 10 vote tapi kekenya gada lagi yg baca, jadi yaudahlah 8 aja gpp, gpp kok aku, gpp 👌


————————

|        Juliana (1)        |
————————

Suara tidak mengenakkan bergema.

‘Ahhh…’

Aku tidak tahu kenapa, tapi lututku kelihatannya gemetar.

Sulit mengatakan dungeon bos di Garden of Terror itu dungeon boss sungguhan. Meski ukurannya sangat besar, Ketahanannya belum cukup untuk menahan kekuatan serangan anggota party.

Meski begitu, wanita di depanku berbeda. Meki aku tidak tahu apapun tentangnya, aku bisa merasakan aura tidak menyenangkan dalam keberadaannya.

Jelas dia terlihat seperti priest dengan baju yang dia pakai, tapi suasana yang dia berikan terlihat berkuasa, hingga aku merasa kewalahan.

Aku langsung sadar kalau dia predator, dan aku mangsanya.

Saat ini, aku merindukan berada di safe zone di balik party Kim Hyunsung.

‘Hyunsung… apa ini tidak apa?’

Ahhh… Gedric… Gedric ku! Akhirnya kau datang menemuiku…

‘Omong kosong apa yang dia katakan?’

Kau akhirnya menemuiku. Gedric ku tercinta!

Saat mengatakan itu, wanita itu memutar lehernya dengan sudut yang mustahil dan agak aneh, menakuti anggota party-ku. Lalu, dia mengulurkan tangan padaku.

Aku berpikir untuk pura-pura menjadi Gedric saat itu, tapi akan bahaya mengambil alih pimpinan dalam keadaan seperti ini. Lebih baik mundur ke belakang dan menunggu sampai leader memutuskan sendiri harus berbuat apa.

‘Apa wanita itu tidak bisa melihat?’

Saat itu, Kim Hyunsung mengambil satu langkah lagi.

Kau bukan dia. Bukan dia.

Setelah mengerut berat, wanita yang dipanggil Juliana itu membuka matanya, memperlihatkan pupil hitam yang kelihatannya mampu menyedot kehidupan siapapun.

Efek psikologis yang singkat. Kulitku merinding.

‘Sial…’

Kau bukan dia!

Tanak tempat kita berpijak mulai retak, dan isi dungeon bergetar hebat. Aku bisa merasakan kekuatan aneh seperti mana mulai menyebar ke segala arah, bersamaan dengan suara lonceng yang nyaring. Itu membuatku menutup kedua telingaku.

Aku pikir aku akan berdarah bleeding dari tekanan intens itu, barrier melindungi seluruh party. Ternyata itu defense milik Sun Heeyoung, memilih memblokir kekuatan itu dengan divine power.

Itu bukan dia!

“Semuanya, bersiap bertarung! Wizards, siapkan mantra kalian, dan priests, lanjutkan penggunaan divine power. Kita menilai kalau itu bukan monster yang bisa ditarik aggro, dan kita akan bekerja dnegan operasi sedefensif mungkin. Ini akan jadi pertarungan yang panjang.”

“Dimengerti!”

Lee Sanghee, yang lebih tenang dari dugaan, menutupi bagian belakang dengan perisai besar. Saat mantra dirapal, magical power mulai naik dari area.

Tergantung garis depan memberi kita waktu sampai kita selesai merapal mantra.

Tentu, bukan berarti sisiku berdiri diam.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang