55. Just because you are poor, it doesn't mean you're a good person (4)

77 23 2
                                    

Hanya karena kau miskin bukan berarti kau orang baik (3)
_______________________________

Untuk beberapa alasan, cuma dengan memikirkan skenario awal membuat seluruh tubuhku gemetar. Aku tidak marah. Aku hanya sulit mengerti.

'Aku tidak salah.'

Tentu saja… wajar kalau mau membantu.

"Dia tidak tahu apa-apa."

Tidak ada yang tinggal di daerah kumuh karena mereka mau atau memilihnya. Tiap orang di sini punya kisah sedih sendiri untuk diceritakan.

Beberapa belum dihubungi oleh guild atau klan, sementara yang lain sudah pensiun dari berburu. Ada yang terpaksa turun ke jalan karena keluarganya sakit, sedangkan lainnya pengangguran.

Dengan kata lain, kehidupan sosial yang membawa mereka ke sini.

Lindel, Holy Empire… tidak, seluruh Continen salah.

Merekalah masyarakat yang tidak tahu cara mengurus yang lemah. Itulah kelompok egois. Meski mereka menjamin kesejahteraan sebagian besar warganya, orang miskin tidak menerima satu pun.

Di Continen, orang hanya bekerja untuk kepentingan mereka, seseorang harus maju.

"Ini akan berbahaya."

"Tidak, itu tidak akan berbahaya."

"Yah… sebagai Priest, kau bebas memilih cara pikirmu. Tapi, akan lebih baik kalau punya alat keamanan minimum. Aku tidak tahu kapan dan apa yang akan terjadi."

“Kenapa kau berpikir begitu?”

“Makah, aku mau bertanya kenapa kau tidak berpemikiran sama.”

“Alasan kau tidak mengenalku itu karena kau tidak memperhatikan mereka dengan benar.”

"Jawabanku sama. Sebaliknya, Kaulah yang tidak melihat mereka dengan benar. Bukan cuma mereka yang miskin dan butuh bantuan. Yang butuh bantuan itu mereka yang berusaha untuk berdiri, bukan mereka yang tidur."

"Aku tidak mau mendengar obrolan seperti itu lagi."

"Ya, ya, oke. Aku berhenti."

"Lalu, aku akan pergi seperti yang kau katakan. Aku ingin kau menepati janjimu."

"Ya. Iya atau tidak. Terserah , selamat tinggal."

Bahkan menjawabnya sia-sia. Bahkan kalau aku menerima tawarannya dan menyamar menjadi warga daerah kumuh, tidak ada yang akan berubah.

Aku bahkan tidak perlu menanggapi tawaran tidak-main-main. Tapi, aku punya alasan kenapa aku mau memasuki daerah kumuh.

'Aku tidak salah.'

Aku mau membuktikan pada orang itu kalau aku tidak salah. Jelas ada perbedaan antara cuma melihat dari jauh dengan bernapas dan hidup dengan mereka.

Ada pasangan tua yang berterima kasih padaku sambil menangis meminta bantuan, dan ada anak kecil yang memberiku beberapa bunga sebagai balsan bantuanku.

Aku sudah melihat banyak hal dari mereka selama hampir dua tahun. Mereka sudah lama berkomunikasi dan mengobrol denganku.

Saat aku terus melangkah ke depan  perlahan aku merasa suasana makin gelap.

Ada apa? Aku selalu berjalan di jalan ini dan sangat akrab dengan itu, tapi aku bisa merasakan ada yang berubah.

Sudah waktunya makan, tapi tidak ada yang berkeliaran di jalanan. Tempat ini selalu sama.

Aku bisa merasakan bau daerah kumuh yang familiar dan tidak enak memasuki lubang hidungku, tapi aku sudah lama beradaptasi dengan ini, sampai itu tidak menggangguku lagi.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang