90. Together Forever (4)

61 19 5
                                    


.

Together Forever (4)
________________________

.

“Kita akan bersama selamanya. Kita bisa tinggal di sini selamanya, Oppa. Hehehe…”

Suaranya yang mengerikan mengirimkan rasa merinding menuruni tulang punggungku.

Aku tahu Jung Hayan tidak berharap aku terkejut dari caranya bertingkah, jadi aku memilih tidak bergerak. Di posisi pertama, mentalnya jelas tidak sehat.

Sun Heeyoung punya pemikiran serupa, tapi dia sudah punya nilainya sendiri di posisi pertama.

Pada dasarnya dia berbeda dari Jung Hayan, yang bergantung sepenuhnya padaku.

Perbedaan terbesar mereka berada di fakta kalau yang satu tahu cara mengontrol dirinya, dan satunya tidak.

Aku tidak tahu siapa yang Jung Hayan dengar, tapi…

“Aku tidak akan mendengarkanmu. Jadi jangan bicara padaku. Aku tidak akan mendengarkan, bagaimanapun.”

Mungkin itu versi kembaranku.

Dari suasananya, tepat untuk berpikir demikian. Pada akhirnya, aku kelemahan terbesarnya.

“Oppa-ku tidak boleh mati… Aku cuma akan memotong kakimu. Kamu akan kabur? Tidak mungkin kamu melakukan itu karena kamu bilang kamu mencintaiku. Tidak mungkin. Kalau kau melakukannya, kau akan terluka, dan aku tidak menyukainya.”

Sesaat, aku merasakan tangannya mengelus kakiku. Kau pengen teriak, melawan, tapi aku ga bisa.

Harusnya aku sudah tidur nyenyak sekarang.

“Kau masih belum tahu? Hah. Kau tidak perlu melakukannya. Kalau aku memotong tangannya, dia tidak akan punya tangan untuk mengelus rambutku, idiot. Dia bahkan tidak akan bisa memelukku erat… kau idiot.”

‘Sial.’

Kelihatannya kondisinya makin buruk.

Sekarang, aku bisa mendengar suara lain  dengan tambahan suara Jung Hayan.

Mendengar Jung Jinho dan Park Hyaeyoung terus menyerbu kepalaku menggangguku.

Karena kutukannya disesuaikan dengen mental seseorang, aku tahu kita semua merasa lelah.

Kutukannya mengikis pikiran lebih cepat dari yang lain. Aku tahu harusnya itu tidak mempengaruhi kami, tapi nyatanya, itu mempengaruhi Jung Hayan dalam ukuran kenegatifan yang tinggi.

Meski begitu…

‘Dia belum sepenuhnya gila…’

Aku yakin karena dia tahu agar tidak bertingkah seperti itu saat ada orang lain. Selama dia bertingkah masuk akal, semua akan baik-baik saja.

Dengan pemikiran ini, aku mencoba yang terbaik untuk diam.

“Oppa kelihatannya bangun…?”

Aku membeku saat aku mendengarnya.

“Tidak… Dia tidak pernah bangun sekalipun. Oppa tidak mudah bangun sekali dia tidur. Aku merapal mantra padanya, juga…”

“Ah. Ini bukan Rumah Guild. Aku lupa…”

‘Ah…’

Meski mataku tertutup, aku masih bisa merasakan Jung Hayan bergerak mendekat. Ini karena aku bisa merasakan nafas kasarnya menyapu kulitku.

Aku tahu dia memeriksa apa aku sebenarnya tidur.

Setelah beberapa saat, dia mengecupku di bibir dan mundur.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang