82. The Third Class (8)

50 20 1
                                    

Class Ketiga (8)
______________________

Aku bangun di suasana yang ramai.

Hal terakhir yang bisa ku ingat sebelum memilih class ketiga ku, menguji beberapa hal dengan itu, dan kemudian tumbang di kasur.

Seperti halnya aku pingsan, aku merasa mual dan pusing.

'Berapa lama waktu berlalu?'

Masalahnya aku kesulitan tidur selama aku bekerja. Kamarku masih belum dibersihkan, jadi aku memilih menghabiskan malamku di workshop.

'Aku masih merasa sangat capek...'

Kalau aku tahu kondiaiku tidak akan membaik bahkan setelah beristirahat, aku akan bersih-bersih di malam sebelumnya.

Dengan cara itu, aku bisa menggunakan kasur yang sudah disuntikan Jung Hayan dengan magic.

Saat aku menolehkan kepala, aku melihat Hwang Jeongyeon duduk jauh di sebelah sofa.

'Kau pasti capek juga...'

Dia sudah mencoba yang terbaik untuk mengikuti jadwalku. Di samping itu, dia pasti juga merasa kelelahan.

Meski aku tidak mengira dia menetap di sini, aku tidak merasa waspada. Aku merasa senang mengetahui aku tidak terlalu mewaspadai orang lagi. Makin bisa kupercaya, makin bagus.

Saat itu aku mulai menyadari darimana semua kebisingan itu berasal.

"Gosh... Hyung-ku kelihatannya sudah melakukan banyak pekerjaan juga. Seluruh lantai dua berantakan. Oh, Hayan! Kalau kau berlari seperti itu, kau akan jatuh. Heeyoung, tolong lakukan sesuatu."

"..."

"Pertama, kita harus mengorganisir bawaan kita. Hee-young, berikan yang putih padaku..."

"Iya, tentu."

Aku tahu apa artinya ini. Anggota party-ku kembali.

Aku mulai tersenyum menyadarinya. Bagaimanapun, saat melihat Hwang Jeongyeon merenggang pusing, aku mulai panik.

'Fuck.'

Aku bisa mendengar suara langkah kaki kalut mengarah ke lantai dua. Aku tahu siapa itu.

'Jung Hayan.'

Meskipun Jeongyeon dan aku tidak pernah melakukan kontak fisik apapun, masih akan buruk bagi Hayan melihat dia di sini. Itu tidak akan menguntungkan Hwang Jeongyeon juga, baginya mengandalkan aku untuk memperkenalkan Park Deokgu.

"Oppa... Oppa..." suara Jung Hayan mengapung melewati pintu workshop. Aku tahu magic pelacak lokasi masih berfungsi, jadi aku tidak bisa berpura-pura aku tidak di sini.

Rasanya seperti protagonist dalam movie horror.

Grak!

"Oppa... Apa kamu di sana? Apa kamu di dalam?"

Grak!

"Apa kamu di sana? Oppa?"

Grak!

"Kamu bahkan tidak tidur? Mungkin kami masih meneliti... mungkin kita perlu lebih tenang, untuk sekarang, Hayan. Ini masih pagi buta..."

'Penyelamatan yang bagus, Park Deokgu.'

"Atau mungkin ada hal yang salah dengan hyung-ku... Mungkin dia jatuh?"

'...Aku menariknya kembali.'

Tap-tap.

Di sini, Jung Hayan mulai mengetuk pintu tanpa henti. Wajar Hwang Jeongyeon bangun dari semua keributan itu.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang