123. Behind The Scenes

75 21 1
                                    

Mulmed : Lee Jihye

Apabila ada typo atau kata yang belum diterjemahkan silahkan tag bagiannya dan komen ya guys!

Jangan lupa vote woyy!!!


.

🎬 Di Balik Layar 🎬

.

Mundur

Aku tidak punya pilihan selain menerima fakta saat melihat wajah memprovokasi nya.

'Sangat menyebalkan...'

Aku tidak tahu kalau aku menjadi xenophobic atau apa lah, tapi melihat ito membuatku kesal.

Aku tidak pernah membayangkan aku akan terperangkap dalam jebakan kecilnya yang tidak kreatif.

'Dia tahu tentang Juliana.'

Dia bahkan menggunakan kemampuan pedang dalam mendeteksi bahaya untuk keuntungannya.

Meski salah satu bawahannya mati, itu belum apa-apa dibanding apa yang akan terjadi mulai sekarang.

Tidak-aku bahkan tidak bisa bilang kalau dia benar-benar bawahannya di posisi pertama.

Aku juga tidak tahu dia merencanakan ini, atau dia langsung melakukan di tempat saat bertemu denganku, tapi aku tahu satu hal-ini belum berakhir.

Rasanya aneh bisa terperangkap, tapi Kasugano Yuno di samping ku bisa memberi pengakuan kalau itu insiden mendadak. Dia juga sangat membantu untuk menjelaskan skill Juliana pada pihak investigasi.

'Apa aku tidak punya pilihan selain mengungkap informasi dari Juliana?'

Itu menyebalkan, tapi bukan pilihan buruk kalau aku bisa memukulnya balik.

Tapi, itu juga tidak akan berhenti di sana.

Kalau aku berasumsi dia punya koneksi dengan atasan di Holy Empire, maka pasti ada ruangan untuk disputes in future debates.

Kalau diadakan trial, kemungkinan besar itu akan menaruhku dalam posisi yang merugikan.

Tidak peduli apa yang kukatakan, fakta kalau bawahanku membunuh bawahannya tidak berubah.

Kalau pria ini memang punya disposisi yang sama denganku, artinya dia sudah menyiapkan semua secepatnya.

Dan kalau tidak-artinya dia membayangkan semua gambaran besarnya saat ini.

'Karena bahkah aku sudah melakukan itu.'

Hanya satu hal yang tidak akan dia perhitungkan mungkin Kasugano Yuno, shaman tercinta, akan berpihak padaku, tapi mungkin dia tidak berpikir itu ancaman.

Saat aku menggumankan pemikiran ini di kepalaku, aku mendengar suaranya tepat di depanku.

"Apa yang akan kau lakukan? Bawahan kesayanganku mati, tepat di tengah ibukota kekaisaran Holy Empire."

"Jangan main-main, Ito-ssi. Bawahan mu lah yang mengancam tamu ku dengan haus darah. Kaus ini akan ditangani sebagai perlindungan diri."

"Ini agak mengejutkan, shaman. Aku tidak mengira hubungan kita seburuk itu."

"Itu yang kau pikirkan. Tidak bisa disangkal kalau bawahanmu mengancam klien ku."

"Aku akan menghargai kalau kau bisa menjelaskan bagaimana tepatnya bawahanku mengancamnya. Tidak, bahkan kalau dia diancam, apa dia langsung melempar pedangnya? -

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang