50. Free city of Lindel (1)

101 24 4
                                    

Kota bebas, Lindel (1)
____________________________

Tapi aku tidak bisa menyalahkan mereka. Mengingat waktu, uang, dan usaha yang dibutuhkan untuk menumbuhkan pribadi efektif, mereka hampir tidak bisa merekrut anggota lebih untuk meningkatkan guild mereka.

Kalau Blue Guild tidak merekrut party kami, mereka mungkin punya kesempatan, tapi mereka sudah membayar harga tinggi untuk memiliki kita. Artinya yang lain punya kesempatan hampir nol untuk dipilih.

'Syukurlah aku tidak menunjukkan tanda-tanda ketidakmampuan ...'

"Selanjutnya..."

Setelah pengumuman ini, para peserta pelatihan menundukkan kepala. Tapi, beberapa dari mereka memilih untuk melihat lurus ke arah kami, langsung ke satu anggota tertentu.

"Hyunsung!" Salah satu dari mereka berteriak.

"..."

"Bahwa kami... kau dengan kami... bawa kami masuk.. Tolong."

'Tidak masuk akal.'

Tentu, aku tahu siapa yang bicara. Dia salah satu orang kami di markas dulu. Tapi, aku lupa namanya. Dia salah satu orang Kim Hyunsung yang siap diberi makan dan semangat membenci Jung Hayan.

Bukan cuma dia menolak membantu sedikit pun, tapi dia yang paling dekat dengan Jung Jinho saat masih hidup.

Aku tahu orang itu punya sifat tak tahu malu, tapi ini memalukan. Kembali ke tutorial, yang mereka lakukan cuma diam di markas dan membuang makanan yang kita kumpulkan.

Sekarang dia berani meminta Kim Hyunsung membawanya lagi?

Bahkan instruktur terlihat malu karena dia.

Artinya, berkuasa diatas orang lain rasanya hebat. Karena, nyatanya, statusku lebih lemah. Tapi, andaikan peran kita terbalik, aku tidak akan berani berbicara seperti itu.

Aku tidak berani membuka mulutku. Ini bukan pertempuraku untuk melawan, Itu punya Kim Hyunsung.

'Hyunsung tidak akan berhati lembut... kan? '

Kekhawatiran menggerogotiku.

Aku tahu Kim Hyunsung tahu tanggung jawab sebagai anggota baru Blue Guild. Tapi, tidak ada yang rela menyediakan tempat tinggal untuk rekan yang selamat dari dungeon.

"Pada akhirnya... kau harus bertanggung jawab pada kami..."

'Omong kosong apa yang orang ini katakan? '

Keputusasaan terkadang bisa membuat manusia jadi julid, tapi itu cuma membuatnya terlihat paling bodoh.

Lee Sanghee perlahan dan diam-diam berbalik melihat Hyunsung, rasa penasaran nampak pada ekspresinya. Dia seperti bertanya bagaimana dia memperlakukan rekannya di tutorial dungeon.

"Ya, bawa kami...!"

Berkat pria yang berteriak pertama, makin banyak orang mulai menggemakan kata-katanya. Aku menahan diri untuk tidak mengejek.

"Kau tidak akan membuang kami seperti ini, kan?"

"Hyunsung!"

"Hyunsung, bawa kami bersamamu..."

Kim Hyunsung melangkah perlahan ke arah mereka.

Aku cemas, tapi saat kulihat dia menggigit bibirnya, aku mulai tenang. Aku tahu reaksinya.

Dan siapa yang bisa menyalahkannya?

Dalam situasi ini, bahkan seorang biksu akan marah.

Tidak heran, Kim Hyunsung menundukkan kepalanya sedikit dan mulai berbicara.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang