15. Awakening

102 30 0
                                    

Kebangkitan
________________________________

“Kenapa kau terlihat sangat tidak nyaman?”

“I-Itu…”

“Kau lucu, bocah. Hanya dengan melihatmu berpura-pura sebaliknya. Kau terganggu dengan fakta kalau aku menemui Kiyoung-ssi.”

“A-Aku tidak seperti itu, Hyaeyoung-ssi. U-urusan oppa… tidak ada hubungannya denganku…”

“Ekspresimu mengatakan sebaliknya…”

“A-Aku mengatakan yang sebenarnya.”

“Serius. Jangan membuatku tertawa, kau jalang kecil. Kau pikir tidak ada yang tahu apa yang ada di kepalamu? Kau terlihat lamban dan bodoh, tapi kepalamu bekerja dengan baik... Siapa yang mengira kalau kau menangkap ikan besar bahkan sebelum datang ke sini? Dengan wajah seperti itu, skillmu pasti lebih baik dari yang kuduga... Aku tidak paham. Tidak, mungkin ada yang punya selera begitu... Kau tau, ada orang seperti itu. Orang yang hanya tertarik dengan jenis tidak kompeten dan dungu, huft.”

Dia tidak bisa memahami sepenuhnya kalimat Park Hyaeyoung.

“Kau membuat wajah itu lagi. Aku sangat tidak menyukainya.”

“M-ma-maaf…”

“Minta maaf untuk apa? Kau membodohi orang di sini tak terkecuali…”

“B-Bukan begitu. Aku hanya…”

“Apa kau benar-benar berpikir kalau Kiyoung-ssi menyukaimu? Kau pikir dia perduli denganmu?”

“I-Itu…”

“Jangan salah paham, kau jalang bodoh. Hal yang bagus kalu ini keberuntunganmu. Kau hanya kebetulan ada di waktu dan tempat yang tepat untuk menarik perhatiannya. Kau mungkin tidak bisa melihatnya, tapi aku tahu dia orang seperti apa. Orang seperti Kiyoung-ssi tidak terlalu mempercayai orang lain untuk memulai sesuatu. Dia gampang lelah dengan orang lain, dan membuang mereka setelah tidak dibutuhkan.”

“O-oppa tidak seperti itu. Dan…”

“Itu lah yang ingin kau percayai. Karena dia membelamu. Tapi apa yang busa aku lakukan kalau kau sudah mengukuhkan pemikiranmu? Ku pikir aku benar... Mungkin baik-baik saja untuk sekarang, tapi semua akan berubah secapatnya. Dari sudut pandangku, kau lebih membosankan, jenis yang mudah membuat orang bosan. Huft. Tidak ada yang memberi tahu mu sebelumnya?”

Jung Hayan mengigit bibir bawahnya keras.

Dia merasa sangat bingung.

Wajahnya terasa panas. Dia ingin meneriakinya ‘Apa yang kau katakan’ dan menyangkal omong kosong Park Hyaeyoung tapi dia kehilangan kata-kata.

Bagaimanapun, badannya tetap gemetar.

“Aku pikir aku belum pernah melihatmu dengan wajah seperti itu sebelumnya? Apa kau marah? Aku pasti tepat sasaran. Kau selalu diabaikan orang di sekitarmu, benar kan?”

“T-t-t-tidak.”

“Tidak? Itu tertulis jelas di wajahmu. Jika tidak, apa kau selalu kehilangan sesuatu denga mudah? Dengan kata lain, kau menyedihkan. Apa kau benar-benar percaya kau selalu menjadi prioritasnya? Apa yang kau p8kirkan tentang apa yang terjadi di sini saat kau tidak memperhatikan?”

Park Hyaeyoung perlahan mendekatkan wajahnya, Jung Hayan mendengar bisikan lirih dekat telinganya yang membuatnya berteriak tanpa sadar.

“Kiyoung-ssi… lebih baik dari yang kukira.”

“J-jangan bohong padaku!”

“Oh, kau mempercayainya.”

Mata Jung Hayan digenangi air mata.

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang