21: Relief

83 28 0
                                    

Kelegaan
__________________________________

“Hayan-ah?”

“O-oppa.”

‘Aku punya firasat ini akan terjadi….’

Kejadian di depanku lebih mengerikan dari yang aku bayangkan.

Jung Hayan tersenyum cerah saat Park Hyaeyoung mengeliat di tanak dengan tangan dan kaki yang terpotong.

Aku merasa isi prutku membuncah tanpa sadar, tapi aku meredakan mual secara paksa.

Aku bisa melihat keraguan di mata Jung Hayan.

Saat aku melihat dinding mana, rasa takut lebih besar dari yang aku duga datang padaku.

‘Apa… yang harus kulakuan?’

Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

Sebelum semuanya berjalan lebih jauh keluar dari rencana, aku memeras kepalaku menncari solusi secepatnya, aku tidak bisa memikirkan apapun selain Jung Hayan.

‘Park Deokgu mungkin bisa mengatasi ini lebih baik, andaikan dia disini.’

Dia tidak bisa merasakan mana.

Sebuah kesalahan menyuruhnya mengecek jalan kekiri dan datang kesini sendiri.

“Mmf… Mm!”

Aku terjebak dalam situasi ini Park Hyaeyoung seolah dia meminta pertolongan dengan mulut tertutup mantra yang tidak diketahui.

Aku tidak punya petunjuk bagaimana Jung Hayan bereaksi terhadap kemunculanku.

Saat aku menatap Jung Hayan, ekspresinya terlihat seolah tak bernyawa.

Dia, juga, membeku karena pertemuan yang mendadak.

Nyatanya, aku tidak jauh beda dengannya. Aku juga terjebak dalam dua pilihan.

‘Apakah tidak apa kalau aku kabur?’

Kalau tidak.

‘Bukankah lebih baik kalau pura-pura tidak tahu?’

Aku harus mempertimbangkan ini dengan baik.

Tubuhku, merasakan bahaya, berteriak padaku agar tetap berjalan, tapi otakku menghianati ekspetasi itu.

Aku menimbang antara pro dan kontra.

Aku yakin Jung Hayan pasti berniat baik padaku.

Sebagai tambahan, tidak berlebihan kalau mengatakan perasaannya menjadi berlebihan semakin berjalannya waktu.

Motif dari percobaan pembunuhan pada Park Hyaeyoung juga sepertinya berhubungan denganku.

Lebih tepatnya, itu pasti berhubungan.

Mungkin, sebelumnya, terjadi hal buruk antara dia dan Park Hyaeyoung, tapi berdasar tingkahnya, sekarang hanya ada satu jawaban dari semua ini.

Kalau aku ragu didepan Jung Hayan disini.

Mungkin pedangnya akan berbalik padaku.

Aku menolak untuk berkelahi dengan wanita gila yang mengaktifkan mantra disekitarnya yang tidak aku ketahui seolah memang tidak ada apa-apa.

Aku sudah berputar dalam lingkaran ini sangat lama hingga terasa tidak natural.

Akhirnya, aku tidak punya pilihan selain membuka mulut dengan hati-hati.

Ini pilihan paling masuk akal.

“Hyae-Hyaeyoung-ssi bagaimna… ini terjadi?”

“Eh?”

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang