140. The Verdict (2)

88 22 1
                                    


⚖️Keputusan Hakim (2)⚖️

"Kupikir itu akan jadi metode yang sangat bagus untuk penghujat, yang menjelekkan air suci Dewi dengan menyebutnya narkoba."

"Oh..."

"Karena iblis mengontaminasi seluruh tubuhnya, akan ada ritual penyucian."

"Ya, sepetinya itu cara yang sangat bagus. Kalau eksekusi dilakukan dengan sembrono, energi iblis dalam dirinya akan mengotori kastil. Itu benar! Seperti yang diharapkan dari Lee Kiyoung."

Aku cuma melemparinya bola, tapi reaksi Cardinal sangat antusias.

Meski aku memikirkan hukuman yang dihadapi penyihir di Era Pertengahan, salah satunya mereka dibuang ke laut sambil diikat pada batu. Meski mereka punya metode yang mirip, tepi kelihatannya mereka tidak.

Mereka pasti punya cara mereka sendiri, tapi setidaknya, Cardinal Basel terlihat senang dengan ide itu.

'Hmm. Tidak buruk.'

Kasus Ito Souta sepenuhnya berbeda dari Lee Seolho. Dia sudah benar-benar berada dalam masalah, tapi tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, pilihan benar menghadapinya saat kau punya kesempatan. Tidak perlu menunggu lagi.

Saat ini, Aku yakin Cardinal Basel lebih marah dibanding aku.

'Mempertimbangkan apa yang telah dia lihat, itu bisa dipahami.'

"A-apa..."

Tentu, reaksi Ito Souta merasa sangat gelisah. Sampai sekarang, tidak percaya kalau dia telah menghinaku beberapa menit yang lalu.

Dia pasti menyadari kenyataan sebenarnya.

Bodoh.

Meski dia terkontaminasi kutukan, melihat dia dibaringkan memberontak gila-gilaan membuatku sadar kalau harga diri tidak membantu sama sekali.

Saat dia melihat Cardinal Basel membuka mulutnya, wajahnya berubah pucat lagi.

"Bawa arca perunggu sekarang juga! Arca perunggu!"

"Baik!"

"Bawa arca perunggu kosong! Arca perunggu itu akan diisi air suci!"

"Saya akan menghormati perintah anda."

Dia memang bergerak sangat cepat. Aku tidak tahu apa yang pernah dia lakukan di masalalu, tapi aku tahu aku membuat keputusan tepat dengan memilih Cardinal Basel sebagai penerima 'Wahyu Dewi.'

Kupikir dia punya kepribadian yang mewakilkan kehormatan dan keagungan, tapi kelihatannya dia punya semangat berapi-api di dalam. Tentu, ini menguntungkanku.

"Angkut semua pemuja iblis, Penyelidik Orang Sesat."

"Baik."

"Sidang akan berlangsung dengan sangat cepat. Tidak, ini tidak bisa disebut sidang. Ide bagus untuk menanyakan pemuja iblis entah dia merasa bersalah atas dosanya atau tidak. Ini akan menjadi sekedar eksekusi."

"Sialan... Sial!"

"Meski kau menyesal dengan apa yang telah kau lakukan sekarang, sudah terlambat, pemuja iblis. Sekarang, silahkan, bersihkan aula yang berantakan, Holy Knight."

"Iya. Baik."

"Sebaiknya buat ruang untuk jalan masuk arca. Iya. Lewat sini. Lewat sini! Semua orang yang ada di sini sekarang akan menjadi pengamat eksekusi ini.
.
Kalian akan menjadi mata dan mulut Dewi untuk menyaksikan eksekusi, melihat orang kalimat orang jahat, yang bukan cuma berbuat kriminali tapi juga mengkhianati Dewa."

Lee Kiyeon [ 1 ]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang