wadapak men!

1.4K 175 5
                                    

[hilih]

:

Vote - komen

:

"Jonggun bangsat! Bisakah kau berhenti menempeleng kepalaku, lagipula itu salahmu sendiri karena datang tanpa membawa uang, tolol!" Umpat [name] dengan kasar.

Setelah Pilwon mengusir mereka bertiga secara tidak terhormat, akhirnya [name], poci dan Jonggun harus berjalan kaki untuk pulang ke rumah mereka karena tidak membawa uang ataupun ponsel.

Jonggun terlalu bodoh karena dengan percaya dirinya datang ke Mansion keluarga Riegrow tanpa membawa apapun.

Mereka bertiga berjalan sejajar di panas yang agak terik di siang hari menjelang sore.

Jonggun mendengus kesal, memang ini salahnya sendiri karena membuat keributan di tempat yang jelas-jelas sudah senyap dari awal.

Tangannya berhenti untuk menempeleng kepala [name] karena punggung tangan nya digigit oleh si Poci karena tidak terima Mimi nya di sakiti.


Pria dengan seribu rasa gengsi itu akhirnya menjawab.

"Baiklah! Ini memang salahku. Tapi ini bukan sepenuhnya salahku karena kau juga ikut terlibat dalam hal ini"

[Name] membuka mulutnya tidak percaya, bahwa ada orang seperti Jonggun yang tidak mau disalahkan walau jelas-jelas kesalahan nya sudah ada didepan komok.

"Bagaimana bisa ini salahku hah?! Jelas-jelas kau yang datang ke Mansion papa ku dan membuat kekacauan disana dan kau menyalahkan aku?!" Pekik [name] tidak terima.

Astaga rasanya [name] ingin sekali berteriak melepaskan kekesalan nya pada pria bangsat satu ini jika tidak mengingat posisinya yang sedang ada tempat umum.

"Tentu saja kau salah! Karena tidak langsung pulang kerumah saat pulang sekolah hingga Ilay menyuruhku untuk menjemputmu ketika dia tau kau kembali ke Mansion itu"


"Memangnya salah jika aku pulang kesana?" Tanya [name] sambil menatap Jonggun judes.

"Tentu saja salah! Kau bertanya? dalam kontrak persetujuan itu kau tidak boleh pulang ke Mansion nya Ilay selama masih menjadi bud- "

' DUAK '

"AWH!"

Jonggun meringis ngeri ketika perkataannya dipotong tiba-tiba dan tytyd nya ditendang secara tidak manusiawi oleh [name]. Ia bisa melihat betapa murkanya [name] saat ini karena kerutan-kerutan yang ada di wajah gadis itu.

"Kontrak ya...?" Gumam [name] lirih.

Tanpa sadar langkah mereka bertiga berhenti. Poci diam saja saat aura [name] mulai menggelap. Saat kepala gadis itu mendongak bisa dilihat mata [name] menjadi memerah karena menahan amarah yang lumayan panas membludak di hati dan kepalanya.

' grep

Dasi hitam Jonggun ditarik hingga pria itu merasa sedikit tercekik, perdebatan tadi menjadi keheningan ketika dua orang itu menjadi tatap-tatapan secara sengit dengan rasa amarah yang menguasai.

"Sekali lagi kau membicarakan kontrak, aku tidak akan segan menghabisi mu Park Jonggun" ancam [name] tidak main-main.

Jonggun sama sekali tidak merasa tersiksa akibat cekikan di dasinya, netra berwarna hitam itu juga sama menatap kedalam mata [name] secara sengit dengan rasa benci juga.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang