S2 [Chapter 6]

611 84 14
                                    

[Being a stranger]

:

Vote + komen

:

Kali ini apa lagi?

[Warn!]

Ini gila.

Dagyeom kira menampung seseorang seperti [name] adalah keputusan yang sangat merugikan untuknya.

Tapi, dengan ada nya pribadi [name] yang lain, kerugian seperti ini sudah tidak Dagyeom rasakan lagi.

Senyuman miring tersungging di bibirnya. Benar-benar manusia yang aneh. Dagyeom kira hanya Hyungseok dan Jonggun yang mempunyai mata seperti itu.

Ternyata bocah ini juga ya...

Tidak ada yang tau sejak kapan dirinya berada dibawah posisi [name] dengan sebuah pisau tajam yang tertodong tepat di leher bagian samping.

Dalam satu sentakan, [name] bisa merenggut nyawa Dagyeom dalam sekejap. Tetapi pergerakan tadi terhenti saat pergelangan tangan nya ditahan oleh Dagyeom.

Keadaan rumah dibagian ruang tamu begitu berantakan. Satu hal yang Dagyeom ingat sebelum kejadian ini terjadi adalah dirinya yang berniat untuk pergi tetapi langsung merasakan rasa sesak dileher akibat dicekik dari belakang.


Suasana tadi begitu mencengkam. Beberapa keretakan besar terjadi di dinding dan hampir semua perabotan di rumah Dagyeom rusak karena ia dan [name] yang bertarung.


Dagyeom menatap [name] dengan dingin. Benar-benar lucu melihat seseorang yang cacat seperti [name] ternyata menyembunyikan sebuah kemampuan yang sama seperti Jonggun.

Retak di tulang bahu dan paha nya membuat Dagyeom sadar, seseorang seperti [name] bukanlah orang yang baru masuk kedalam hal seperti ini.

Dengan tidak adanya luka di tubuh [name] cukup membuktikan, jika [name] bukanlah lawan yang sembarangan.

Netra hitam pekat itu bertemu dengan matanya. Dagyeom paham betul jika [name] saat ini sedang tidak sadar sampai kaki nya yang sedang cacat saja sekarang bisa normal digunakan untuk berjalan.

' CLANG

Pisau terjatuh setelah Dagyeom menyentak tangan [name]. Bukan nya kebebasan yang Dagyeom rasakan, malah sebuah hentakan kaki yang cukup kencang di area lutut nya hingga Dagyeom bisa merasakan keretakan tulang di area sana.


Dagyeom menahan leher [name] agar tidak bergerak.

"Sial, kau bukan Jonggun. Sadarlah bodoh!" ujarnya kesal.

Dagyeom tidak pernah ada diposisi seperti ini sebelumnya. Biasanya lawan nya bertarung akan lebih dulu tumbang setelah dirinya melepaskan serangan dan menumpas semua pertahanan mereka.


H

elaan nafas berat [name] sebagai jawaban nya. Nafas hangat itu mendarat di wajah Dagyeom membuat pria itu terhenyak. Sial, tubuhnya tidak bisa digerakan.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang