S2 [Chapter 22]

432 76 28
                                    

[Being a stranger]

:

Vote + komen

:

Kemana?

[Name] mengusap-ngusap rambut kuning milik Jay dengan lembut. Karena panas mulai terik di siang hari akhirnya mereka berdua memilih untuk meneduh di salah satu tempat duduk yang biasanya digunakan untuk siswa nakal merokok di atas sini.

Meskipun mata Jay tidak pernah kelihatan, [name] tau dibalik rambut kuning nya, pemuda itu sedang memejamkan matanya karena menikmati usapan halus dari tangan [name] yang memiliki wangi harum bunga kamboja.


Semuanya seperti kedamaian baru bagi Jay yang merasakan, cara [name] berdehem lembut untuk menyanyikan lagu random yang amat bagus di telinga Jay membuat Jay semakin ingin terus tertidur dan semakin menenggelamkan kepalanya di perut [name] yang agak keras.

Tunggu? Apa? Agak keras?

Perut [name] kenapa?

Jay mengernyit heran, ada yang aneh dari perut [name].

"....?" (Perut kamu agak aneh)

[Name] menunduk karena tidak tau Jay membatin tentang apa.

"Ngomong apa Jay?"

"...." (Kamu abis makan banyak ya? soalnya keliatan besar)

[Name] mengangguk.

"Iya, badanku agak gemukan gara-gara kemarin pas aku gak masuk, aku dikasih banyak makanan sama papaku" jawab [name] tentang kebingungan Jay.

Jay yang memang awalnya sudah diam, jadi lebih pendiam lagi. Ia menatap [name] bingung karena tak tau harus bicara apa pada [name], Jay juga tidak mau berpikir lebih dalam dan akhirnya kembali memejamkan mata nya karena memang ia merasa mengantuk.

[Name] terkekeh karena merasa lucu dengan tingkah Jay yang seperti anak anjing yang mendusel di perut majikan nya. Mungkin karena setumpuk wangi harum bunga pemakaman dari tubuh [name], Jay jadi merasa sedikit terhipnotis dan akhirnya menjadi senempel ini dengan [name].

"Jay, aku mau nanya"

Jay yang tadinya asik mendusel langsung menjauhkan wajahnya dari perut [name] dan menampakan wajahnya untuk melihat [name]. Pemuda itu agak salting karena ternyata jika dilihat dari dekat [name] itu-----

"Cantik" batin Jay kesenangan.

"...?" (Kamu mau nanya apa?)

"Kamu gak marah sama aku kah karena kejadian beberapa minggu yang lalu?"

[Name] agak merasa bersalah dengan orang-orang yang tidak punya masalah dengan nya malah menjadi korban nya. Meskipun [name] tidak tau bagaimana dia melukai mereka, tetap saja penghuni kelas lain nya yang tidak bersalah terkena imbas karena kemarahan nya.

Jay menggeleng.

"......" (Mau marah pun percuma, lagian kalo aku terluka pun ga bakal ada yang peduli)

Hati [name] berdenyut nyeri karena jawaban Jay, pantas saja Jay terlihat biasa saja tidak seperti yang lain ketika bersikap di depan nya, semenjak kejadian itu mereka seperti waspada dan terlihat ingin cepat-cepat menjauh jika ada [name].

"Kok gitu? jadi kemarin luka nya kamu apain?" tanya [name] penasaran. Tentu saja ia tau rasanya tidak dipedulikan oleh orang terdekat, pasti dalam lubuk hati Jay yang paling dalam pemuda itu merasa kecewa.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang