S2 [Chapter 28]

436 62 17
                                    

[Being a stranger]

:

Vote + komen

:

Gunung Ma

[Name] juga tidak tau mengapa ia berjalan kesini.

Hanya saja ia pernah mendengar jika poci tinggal di gunung Ma. Sebab itu, setelah pulang sekolah [name] langsung buru-buru berlari ke arah jalan yang menuju gunung Ma tanpa menggubris panggilan Hyungseok yang menyuruh nya untuk makan dan ganti baju dulu.

Well, [name] juga tidak tau kenapa Hyungseok bersikap sok akrab begitu, tetapi yang pasti jika Hyungseok tidak mengganggu nya dan [name] juga tidak merasa dirugikan lebih baik bersikap seperti biasanya saja.

Awalnya [name] akan pergi sendirian sebenarnya, tetapi tiba-tiba saja Vasco entah datang dari arah mana berjalan disampingnya dan berkata dengan antusias ingin ikut ke gunung Ma karena pemuda bertatto itu ingin menemui teman nya yang berjambul kuning.

Karena Vasco tidak mengganggu perjalanan nya, [name] pun hanya mengangguk dan membiarkan pemuda itu ikut. Mereka tidak hanya berdua btw, karena ada Bumjae juga tadi disini. Tetapi entah bocah itu menghilang kemana karena [name] tidak melihat batang hidungnya juga.

Seperti anak Pramuka yang sedang berpetualang, Vasco mengunakan baju seragam khas anak Pramuka dan tak lupa menyanyikan yel-yel anak Pramuka selama perjalanan. [Name] yang mengira perjalanan ini akan menjadi sunyi akhirnya bisa bernafas lega karena adanya Vasco.

"[Name] apakah ini pertama kali nya kau pergi ke Gunung Ma?" tanya Vasco penasaran. Entah sejak kapan tetapi seragam Pramuka Vasco sudah berganti dengan kaos kutang yang biasanya.

Hmmmm... Sungguh tak terduga ~

[Name] mengangguk.

"Uhum, aku perlu menemui makhluk" jawab [name] jujur.

"HANTU?!? APAKAH [NAME] TAK TAKUT HANTU?!?" pekik Vasco dengan heboh.

[Name] terkekeh.

"Tidak Vasco, aku tidak takut lagipula mereka itu temanku"

Vasco menutup mulutnya dramatis mengetahui fakta itu.

"Astaga aku sangat takut rupa mereka mengerikan" ujar Vasco dengan raut wajah merinding.

"Hm? memang nya hantu apa yang Vasco lihat sampai Vasco takut hantu?'' tanya [name] dengan nada lembut.

[Name] tersenyum kecil, berbicara dengan Vasco seperti berbicara dengan anak kecil. Vasco itu lucu, jika bisa memilih antara Jay dan Vasco, [name] tidak akan memilih jika bisa dua-duanya :D, ada banyak keuntungan untuk memiliki dua pemuda berbendera hijau disampingnya.

Vasco terlihat pucat, ia menatap [name] dengan serius.

"Tidak melihat, tapi aku di beritahu oleh Zin" Vasco merasa merinding, secara reflek ia mendekat ke arah [name] untuk bersembunyi. [Name] juga tidak bisa untuk tidak lembut melihat kelakuan Vasco yang lucu.

"Hantu apa tuch" [name] menepuk-nepuk kepala Vasco yang menyender di bahunya, sebelumnya memang mereka belum pernah berinteraksi. Hanya saja Vasco ingat tentang nama nya dan memberikan respon yang baik untuk [name] sehingga mereka berdua tidak perlu melewati masa kecanggungan yang memuakkan.

Faktor beda jurusan dan [name] yang jarang keluar kelas membuat penyebab mereka berdua jarang berinteraksi, tetapi Vasco punya nomor [name] kok :) meski harus nyogok Bumjae dulu untuk memberikan nya.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang