S2 [Chapter 8]

505 74 7
                                    

[Being a stranger]

:

Vote + komen

:

Berbohong

Seminggu berlalu.

[Name] tidak merasakan gejala-gejala khusus untuk ibu hamil seperti yang Yoojin katakan untuknya beberapa hari yang lalu.

Mengingat itu. Helaan nafas lega keluar dari bibir [name] yang saat ini sedang melihat keributan didalam kelas nya.

Seperti hari-hari biasanya, sekolah ini memang agak unik. Sejak awal [name] merasa guru-guru bahkan tidak peduli murid nya akan melakukan apa saja dan selalu jam pelajaran sekolah berakhir dengan sia-sia.

Semuanya berbeda. Teman-teman nya yang disini sangat hobi gelud dan [name] belum bisa akrab sama sekali ataupun mendekati mereka.

Jadi beginilah rutinitas [name] disekolah.
berangkat>>duduk>>tidur dibangku>>pergi ke kantin (opsional)>>memperhatikan teman-teman nya>>pergi ke toilet(opisonal)>>bengong>>pulang.

Untung saja biaya pembayaran daftar disini tidak terlalu mahal dan [name] tidak merasa terlalu rugi karena baginya sekolah ini cukup cocok untuk dirinya yang tidak suka belajar.

Dari awal [name] sudah tau jika di dimensi ini ia tidak akan semenonjol di dimensi sebelumnya. Tapi [name] tidak peduli, lagipula dengan hidup menjadi siswa biasa-biasa saja cukup menyenangkan. Ia tidak terlalu banyak menanggung resiko dan tidak banyak terlibat oleh suatu hal yang berhubungan dengan sekolah.

[Name] menumpukan dagunya sambil memperhatikan Zin yang sedang mencoba untuk terlihat baik di depan Mijin. Gadis itu terkekeh. Sama sekali tidak ada bedanya. Zin tetap menyukai Mijin bahkan di dimensi yang berbeda.

Pandangan nya beralih ke arah luar jendela dimana anak-anak dari kelas jurusan lain sedang berolahraga. Bibirnya menyunggingkan senyuman manis melihat Janghyun yang sedang bersenang-senang dengan murid perempuan di kelasnya.

Tidak buruk juga hanya menjadi saksi dari kehidupan orang-orang yang pernah dekat dengan nya. [Name] lebih penasaran dunia seperti apa yang sedang ia tempati hingga Samuel yang notabene nya bukan anak orang kaya menjadi seperti ini.

Jujur saja, [name] agak sedih karena dua sahabatnya menjadi dua orang yang berbanding terbalik sifatnya. Dari yang sebelumnya baik dan memiliki aura positif. Sekarang menjadi orang yang berbeda membuat [name] hampir tak mengenali mereka berdua.


"Hai, mau makan roti bersamaku?" tawar seseorang pada [name].

Lamunan [name] langsung buyar begitu saja dan menoleh dengan kaget saat ada orang yang berbicara dengan nya.

Tolong jangan salahkan [name] jika dia kaget saat ada orang yang mau berbicara dengan nya, karena selama hampir tiga minggu ia sekolah disini tidak ada tanda-tanda seseorang akan mau mengajaknya berinteraksi.

[Name] tipe orang yang tidak akan berbicara lebih dulu sebelum diajak berbicara.

Intinya, dia tidak akan bertanya jika tidak ada yang bertanya.

"Ah? Oh- terima kasih" jawab [Name] sopan sambil mengambil roti krim susu yang diberikan Hyungseok dan dua kotak susu strawberry.

Hyungseok tersenyum manis. Ia duduk dibangku kosong samping [name]. "Maaf tidak mengajakmu berbicara selama ini" ujar Hyungseok merasa bersalah.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang