Extra Chap = alur acak ~ 8

298 25 1
                                    

[menerima]

:

Vote + komen

:


Yohan menyandarkan kepala nya pada bahu [name]. Di siang hari yang agak mendung ini, [name] dan Yohan duduk di pinggiran lapangan sambil menikmati sebotol susu dengan rasa persik.

"Kau sudah tau tentang Zin?" Tanya [name] tiba-tiba memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Uhm" jawab Yohan sekenanya.

"Tentangku dan status ku?" Tanya [name] lagi.

"Uhm, aku sudah tau tentang kau dan Zin" jawab Yohan sedikit lebih panjang. [Name] tidak bisa melihat ekspresi apa yang Yohan pasang karena wajah Yohan tidak bisa ia lihat dengan jelas oleh matanya.


Tetapi [name] bisa merasa jika Yohan tengah termenung saat ini.

"Lalu? tanggapan mu?" [Name] menarik pelan kepala Yohan untuk ia pangku di pahanya. Secara otomatis, Yohan mengubah posisi duduknya menjadi tiduran dengan kepala nya yang tersangga oleh paha milik [name] yang terbalut rok seragam sekolah mereka.


"Entahlah, aku bahkan tidak bisa memaksakan keadaan" jawab Yohan merasa bingung. Respon yang Yohan berikan cukup untuk membuat [name] berpikir. Ia tau, meskipun Yohan tidak ingin menerima fakta ini, pemuda itu tetap pasrah tanpa menekan kan keadaan seperti biasanya.


"Tapi kau mencintai Zin bukan?" Tanya [name] memastikan. Karena [name] masih ingat alasan apa yang Yohan gunakan untuk memacari nya secara tiba-tiba. Dengan cara dan alasan yang seperti itu, Yohan pun yakin jika tak ada satupun orang yang mau menerima hubungan dengan nya.



"Ya... "

"Tapi itu dulu"

Matanya terpejam, menikmati bau lembab dari cuaca yang mulai terlihat ingin hujan. Hari jeda, mereka berdua bisa menikmati hari santai disekolah setelah ujian berakhir. [Name] dan Yohan memutuskan untuk kesini berdua saja karena memang Yohan yang langsung menyeret [name].

"Kalau sekarang? apakah perasaan itu sudah hilang setelah kau tau Jihan dan Zin memiliki hubungan?''

Yohan mengangguk dengan senyum pasrah.

"[Name], tidak mungkin aku menjadi perusak hubungan kan? seburuk apapun aku, aku tidak mau mengganggu Zin. Bahkan orang yang Zin sukai sejak kecil saja tidak menjadi orang yang berarti bagi Zin untuk saat ini" jelas Yohan dengan nada sendu.


"Kau menyerah?"

Yohan tersenyum dan mendaratkan jari jempolnya di bibir [name].

"Ya, aku menyerah padamu maupun Zin"

[Name] tersentak kecil. Menyerah padanya? bukan kah Yohan hanya ingin main-main sejak awal? Bahkan hubungan yang mereka jalin terkesan abu-abu dan tak jelas karena memang [name] tak bisa melakukan nya lebih dalam karena dia tau posisinya saat ini.

"Menyerah padaku? bukankah kau tidak memiliki perasaan padaku?'' tanya [name] dengan bingung.

Yohan bangkit dari posisi rebahan nya, mengganti posisi nya menjadi kembali duduk tetapi dengan mata yang serius menatap ke arah [name].

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang