yoojin capek

628 81 2
                                    

[Two Apathy Husbands 48]

:

Vote + komen

:

' tak

' tak

'tak

Semua murid yang membuat kegaduhan tadi langsung menoleh ke arah depan dimana Yoojin sedang mengetukkan penggaris berukuran 50 cm dengan bahan kayu ke telapak tangan nya dengan senyum kematian.

Keringat dingin mengaliri dahi mereka. Merasa merinding melihat Yoojin yang saat ini terlihat seperti psikopat.

"Acara sambutan nya sudah selesai?" Tanya nya lembut.

[Name] terkekeh. Tau jika suara lembut seperti itu berarti Yoojin sedang marah hanya saja nanti meledaknya.

"Belum" jawab [name] mewakili semua. Kasian Bumjae yang sedang mabok durian harus kliyengan karena buah berwarna kuning tadi.

"Kalian kesini niatnya mau belajar atau main?" Tanya nya lagi. Sudah cukup kesabaran Yoojin kali ini diuji. Teman-teman nya sangat aneh.

[Name] mengangkat tangan nya dengan senyum lebar.

Mata Yoojin memicing tajam.

"[Name] Riegrow ini bukan sesi tanya jawab" ujarnya dingin.

[Name] memegangi dada nya suckit karena Yoojin yang seperti itu. Dengan dramatis bocah itu seperti orang sesak nafas dan Janghyun maupun Wonseok hanya bisa bertatap-tatapan bingung melihat hal seperti itu.

"Ih Yoojin jahat" ucap [name] sedih.

Yoojin menghela nafas. Lalu tersenyum dipaksakan.

"Baiklah jawab saja"

Entah kenapa ia sepasrah ini. Tapi bro, Yoojin agak stress karena harus ngelola sekolah dan bisnis nya secara bersamaan tanpa hari libur.

"main" jawab [name] untuk pertanyaan tadi.

"Yang lain juga?" Tanya Yoojin sambil melihat kesekeliling. Sebenarnya tidak terlalu kacau, hanya saja kelas ini terlalu gaduh. Sebagai kepala sekolah, agak aneh jika Yoojin hanya diam saja saat suasana kelas seperti ini.

Hyungseong dan Jihan yang sedang bermain bersama Yoosung menggelengkan kepalanya.

"Tidak juga, hanya saja tidak ada salahnya sekali-kali bermain didalam kelas agar tidak stress" jawab Hyunseong.

Yoojin memijat dahinya pening. Oke Hyungseong tidak salah. Dia pun akan merasa stress jika tidak ada waktu istirahat atau waktu bermain setelah merasa depresot hingga ngesot-ngesot karena belajar.

Mau tak mau pemuda berkacamata itu mengangguk.

"Tolong semuanya duduk di bangku masing-masing dan bereskan kekacauan yang kalian buat"

Meskipun murid unggulan adalah anak-anak yang berkelakuan seperti bekantan, mereka tetap menurut pada perintah Yoojin dan kembali ke tempat masing-masing setelah membereskan kekacauan yang mereka buat.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang