berhenti!

1.1K 134 7
                                    

[kau tidak]

:

Vote - komen

:

[Name] dan Pilgyeon sudah kembali ke kamar mereka masing-masing untuk bersiap-siap. [Name] yang pergi kesekolah dan Pilgyeon yang harus pergi ke kampus karena memang jadwalnya di pagi hari.

Saat ini meja makan hanya di isi oleh Ilay, Jonggun dan Jihoon. Dua pelayan pria memunguti gelas dan piring bekas makanan mereka, dengan keringat deras dan tubuh yang gemetar ketakutan.

Jika bukan karena gaji yang lumayan tinggi untuk seukuran pelayan mungkin mereka berdua sudah memilih resign dibanding harus merasakan hawa mencekam ini setiap hari.

"Ada yang harus aku bicarakan pada kalian berdua" Ilay mulai membuka suara, menatap serius ke arah dua sahabatnya yang malah menatapnya santai dan seolah-olah tidak memiliki kesalahan padanya.

"Katakan saja" jawab Jihoon singkat. Pria itu sibuk mengunyah kacang almond yang tersedia di meja makan.

"Tentang pernikahan anak perempuanku---- sejak kapan kalian melakukannya?" Tanya Ilay penuh selidik.

"Sudah lama...-" Jonggun menyeringai.

"Semenjak kau memilih untuk pergi dan menjalankan tugas militer mu oh? Atau aku perlu menyebutnya kau menyusul pasangan gay mu?"

Ilay terdiam.

"2 tahun lalu?"

Jihoon menjentikkan jarinya.

"Bingo! sebelum kau menitipkan bocah itu pada kami, aku dan Jonggun sudah menargetkan [name] untuk di miliki"

Ilay menghela nafas pelan.

"Kau? Untuk apa kalian menikahi anakku?"

"Tentu saja untuk digunakan"

Ilay menggertakan giginya kesal. Sebenarnya hal gila apa sih yang waktu itu ia bayangkan hingga dirinya mau-mau saja menitipkan anaknya pada mereka berdua.

"Lepaskan anak ku"

Jihoon menyeringai.

"Hei? Kau bercanda hah? kau sendiri yang menjual bocah itu pada kami"

"Aku tidak pernah menjualnya pada kalian berdua brengsek!"

"Oh? Iyakah? Haruskah kubilang kau menitipkan [name] kesini agar bocah itu tidak tau jika kau membawa pacar gay mu ke Mansion?" Saut Jonggun tiba-tiba.

"Jangan bodoh Ilay, aku sudah mengenalmu sejak lama dan aku tau betul kau tidak pernah menyukai [name] karena dia sangat mirip denganmu"

"Hentikan Jihoon! aku harus tetap bersikap baik karena dia adalah anak ku"

"Kau yakin? kau sendiri yang menyakiti anakmu sejak awal. Sebelum menjual bocah itu pada kami bukankah kau sering menyakiti [name] hanya demi ambisimu"

Ilay mengepalkan tangan nya dibawah meja.

"Itu bukan urusanmu"

Jonggun terkekeh, ia bangkit dari kursi nya dan mendekati Ilay.

' surrrrrr

Cairan berwarna merah keunguan itu mengalir dari kepala hingga wajah Ilay.

"Bukan urusan kami ya...." Jonggun menjeda perkataanya.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang