benci pertengkaran

639 96 2
                                    

[Two Apathy Husbands 28]

:

Vote - komen

:

"Kau yakin masih mau ini? Ini sudah nanas ke lima yang aku potong untukmu" tanya Pilwon sambil mengupas kulit nanas yang matang itu.

[Name] mengangguk yakin, bocah itu sedari tadi mengunyah buah berwarna kuning itu terus menerus dan tidak mau makan makanan berat. Alasan nya? Tidak ada sih hanya saja [name] agak malas untuk memakan makanan berat.

"Bukankah ini agak aneh? Kau makan seperti orang kesetanan" ujar Jihoon heran. Pria itu menatap [name] tidak percaya karena menghabiskan lima buah nanas utuh berukuran besar sendirian. Padahal dirinya membeli itu untuk membuat jus untuk menyembuhkan amandel nya.

"Jihoon tidak ikhlas ya?" Tanya [name] sambil memandang pria itu dengan wajah julid.

Jihoon dengan cepat menggeleng.

"Bukan begitu, hanya saja agak aneh melihatmu makan buah. Biasanya kau paling anti dengan yang namanya buah dan lebih suka dengan sayuran. Kau tau? Ini semacam ehmmm- ngidam mungkin?" Ujar Jihoon sambil menggerakan tangannya ke atas kebawah.

Sejujurnya pria itu agak berharap jika [name] ngisi namun rasanya mustahil secara dia dan Jonggun selalu memakai pengaman jika menyentuh [name].

Duh tolong jangan egois, [name] masih muda. Belum mau punya anak.

Taeui yang baru saja menjadi anggota baru dirumah ini saja sampai takjub melihat nafsu makan [name] yang sangat besar untuk ukuran tubuh yang sekecil itu.

Meskipun awalnya suasana rumah ini agak mencengkam, dengan adanya [name] disini, Taeui tidak perlu khawatir karena hanya [name] disini yang memiliki wajah ramah. Lainnya seperti triplek dan bongkahan es, alias benar-benar membosankan.

[Name] mengerutkan dahinya bingung, ia paham apa maksud Jihoon. "Kau mau aku hamil begitu?" tebak [Name] tepat sasaran.

Pilwon dan Ilay menatap Jihoon dengan tajam. Mereka berdua tidak rela jika bocah sekecil [name] harus memiliki anak. Apalagi untuk dua orang egois dan apatis seperti Jihoon dan Jonggun.

Untung saja Pilgyeon tidak ada disini, jika ada mungkin pemuda itu akan menggorok leher Jihoon saat itu juga saking tidak rela nya jika tau adiknya hamil.

Jihoon tanpa ragu mengangguk. Benar-benar tidak punya malu dan tidak peduli jika anggota keluarga [name] akan menentangnya ataupun keputusan nya. "Mengapa tidak?" ucap Jihoon santai.

[Name] berpikir sejenak, bocah itu melirik ke arah Pilwon yang ada disampingnya. Wah, paman nya terlihat seperti ingin mengamuk, [name] bahkan sampai yakin jika paman nya bukan orang yang sabar, pisau buah itu sudah akan melayang ke sembarang arah.

Lalu beralih pada Ilay yang diam-diam mencengkram sebuah apel hingga buah manis itu hancur tak terbentuk dalam genggaman pria itu. Ilay terlihat tenang, tapi [name] tau jika papa nya menahan emosinya.

Sejujurnya [name] agak kasihan dengan paman Taeui yang tidak mengerti situasi apa yang sedang ia hadapi di rumah ini. Hanya saja [name] tau betul, jika pria berkulit coklat manis itu bukanlah orang naif yang tidak akan balas dendam jika seseorang mengusiknya.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang