iya

684 102 11
                                    

[Two Apathy Husbands 33]

:

Vote - komen

:

Bahasanya emang kadang berubah-ubah karena tergantung siapa yang nulis chapternya.




"Tidak masuk sekolah selama 2 minggu dan sekarang kau lebih suka menyendiri?"

[Name] menolehkan kepalanya ke arah kanan dan kiri. Dua pemuda yang berstatus sebagai teman sekelasnya sedang duduk di bagian samping kanan dan kiri bangku taman.

"Samuel? Anak Gabryong?" Panggil [name] bingung pada dua pemuda itu.

"Kenapa kau suka melamun akhir-akhir ini?" Tanya Gimyung heran. Pemuda itu menyenderkan punggungnya di senderan kursi sambil merangkul bahu [name] dan menjawil punggung Seongeun.

"Aku? aku tidak melamun tuh" jawab [name] mengelak.

"Tidak melamun apa nya? sejak tadi aku dan Gimyung melihatmu bengong di taman sendirian, apakah ada masalah?" Tanya Seongeun penasaran. Karena kesal punggung nya di jawili, tanpa perasaan pemuda itu menggeplak punggung tangan anak Gabryong hingga anak Gabryong mengaduh sakit.

"Bisa cerita gak sih? aku bingung banget tau"

"Cerita aja" jawab Gimyung santai. Ia masih menjahili anak tukang AC dan tidak ada rasa kapok nya sehabis digeplak menggunakan tangan Seongeun yang tidak kecil itu.

"Aku mau nanya ke Samuel dulu"

[Name] melirik ke arah Seongeun yang sudah siap di beri pertanyaan.

"Seo, kamu anak tunggal bukan?"

Seongeun menggeleng tidak tau.

"Ngga tau, kayaknya si iya. Tapi dulu pas bapakku dateng beliau bilang aku anak tunggal"

"Eh? Bukannya kamu dulu pernah bilang kamu satu bapak sama Gimyung?" Tanya [name] heran.

"Satu bapak apanya! bapak nya Seongeun Ama bapakku itu sodaraan. Makanya Seongeun sempet salah paham ngiranya bapak ku itu bapaknya dia" sentak Gimyung tidak terima.

"Ya udah si ya, biasa aja ngomong nya gak usah sampe jumpalitan gitu" cibir [name] tidak suka.

"Tcih" Gimyung berdecih sebal. Membuat [name] hampir ingin menjambak rambut pemuda itu jika tidak ingat Gimyung anak nya Gabryong (seseorang yang [name] jadikan idola) mungkin bocah itu sudah dicincang oleh [name].

"Enak gak jadi anak tunggal?" Tanya [name] lagi pada Seongeun.

Seongeun berpikir sejenak. Jika di ingat-ingat meskipun ia anak tunggal, Seongeun sama sekali tidak pernah merasa kesepian karena setiap hari ia selalu bertemu dengan Gimyung.

Selain karena mereka saudara, jarak rumah mereka dekat, sekolah ditempat yang sama dan memiliki tempat les yang sama. Itu yang membuat Seongeun tidak pernah kesepian karena ada Gimyung yang masih bisa ia anggap saudara.

Seongeun cepat - cepat menggelengkan kepalanya setelah pikirannya selesai.

"Ngga, ada Gimyung. Jika tidak ada Gimyung bisa jadi aku hanyalah siswa biasa yang tidak suka berbaur kemanapun. Gimyung selalu ada untukku" jawab Seongeun sambil menatap Gimyung penuh arti.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang