Extra Chap = alur acak ~ 5

367 31 0
                                    

[Penyebab]

:

Vote + komen

:

Setelah mimpi buruk, nangis, dan cuci muka. Akhirnya [name] memutuskan untuk ke taman sebagai bentuk aktivitas untuk menenangkan diri setelah jam pelajaran Pak Kojima berakhir. Entah seberapa besar nyalinya, bocah itu bahkan mengajak Pak Shigeaki dan Pak Hiroaki untuk duduk bersama di taman sambil menenteng permen batangan yang diberikan pak Shigeaki tadi.

Saat ini [name] bahkan dengan santai nya duduk di samping Pak Hiroaki sambil memejamkan matanya dengan mulut yang mengemut permen. Entah karena faktor jarak usia mereka yang terlalu jauh, mereka bertiga sama sekali gak ada yang niatan untuk buka suara.

Agaknya Shigeaki dan Hireaki mungkin bingung, ada murid yang tiba-tiba aja menawarkan diri kepada mereka berdua untuk duduk bersama di taman walau hanya sekedar untuk menikmati hembusan udara yang gratis. Ini anugrah.

"Saya dengar bapak pindahan dari SMA sebelah, kenapa pindah?" Tanya [name] to the point. Mungkin dia nanya tapi gak sambil natep gurunya, tetapi Shigeaki yang ditanyakan sama sekali gak masalah sama hal itu.

"Murid pemberontak yang tidak bisa menghargai usaha para guru" jawab Shigeaki sekenanya.

Mata [name] yang tadinya terpejam langsung terbuka.

"Bukankah mereka memuakan?" Tanya [name] dengan senyum miring. SMA sebelah adalah saingan SMA nya Yoojin. Anak-anak disana pintar dan genius, tapi sayang kelakuan nya mirip banget kayak setan yang gak di didik. Jadi rasanya kayak percuma aja gitu.

Hiroaki mengangguk lalu tersenyum ala kebapakan.

"Ingin bagaimana lagi? Mereka sudah tersetting begitu" jawab nya dengan nada tenang.

"Kutebak kalian salah satu dari guru yang digunakan mereka sebagai objek candaan bukan?" Tebak [name] tepat sasaran. Kemampuan cenayang nya balik, dia bisa ngeliat alasan kenapa Ghost brother pindah paksa ke sekolahan ini hanya demi mengajarkan bahasa jepang.

"Bagaimana kau tau itu?" Tanya shigeaki dengan alis yang naik. [Name] sangat mencurigakan, bocah itu padahal tadi terlihat sangat menyedihkan karena tidur dalam mimpi nya.

[Name] melepas permen yang ia emut. "Semua orang tau, sekolah itu adalah sampah dari yang paling sampah" jawab [name] dengan santai. "Sepertinya kalian kurang beruntung karena pernah mengajar disana, guru yang pernah mengajar disana memiliki karir yang buruk. Tetapi beruntunglah bapak pindah ke sekolahan nya Yoojin"

Dua pria terlalu matang yang sedang berbicara dengan [name] itu langsung terdiam, merenung, memikirkan perkataan [name]. Apa memang sekolah yang mereka ajar memiliki seburuk itu? Padahal mereka telah mengabdi sampai kehilangan seluruh apa yang mereka punya, tetapi entah kenapa semakin lama semakin dirasakan semakin tidak enak dan semakin rugi.  (Terdeteksi penggunaan kata semakin terlalu banyak)

Senyuman tersungging di bibir [name] melihat keterdiaman mereka. "Kalian baru sadar? umur kalian bahkan sudah tua, tetapi kalian tidak mendapatkan keuntungan apapun dari mengajar bahasa jepang disana, padahal--" [name] sedikit menjeda perkataanya, kepalanya menoleh ke arah laba-laba yang sedang membuat sarang.

"Seharusnya guru sudah mendapatkan gaji yang lebih tinggi setelah dua tahun mereka mengajar" lanjutnya memberi tahu. Permen kembali ia makan. "Selama ini kalian sudah dibodohi, aku tau siapa pemilik sekolah itu" ujar [name] dengan nada dingin.

(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang