S2 [Chapter 24]

401 62 2
                                    

[Being a stranger]

:

Vote + komen

:

Hal gila dan aku sangat menyesal




[Name] tidak tau ingin pergi kemana.

Tidak, tidak, ini bukan tentang [name] yang di usir dari rumah Jungoo dan Jonggun, hanya saja ia merasa bosan dan sumpek karena terus menerus berada dirumah, akhirnya [name] memutuskan untuk keluar di malam hari untuk mencari udara segar setelah sekian lama di kekep oleh Jungoo dan diberikan makanan yang banyak berakhir berat badan nya kembali naik.


[Name] agak heran, bagaimana bisa berat badan nya naik drastis dalam kurun waktu beberapa menyentuh angka 52kg. Meski begitu, Jungoo malah kegirangan saat tau berat badan nya naik seolah-olah pria itu baru saja melihat pertumbuhan anak nya.



Mengingat itu, [name] terkekeh lucu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

Angin terasa sangat dingin karena besok mulai masuk musim dingin dan [name] sama sekali tidak menggunakan jaket karena malas. Biasanya jika bosan [name] hanya akan bermain hp selama waktu gabut nya dan tertidur ketika tontonan di ponselnya mulai membosankan.



Anggap saja ini rekor baru karena [name] ingin keluar dari rumah. Kedua tangan nya di simpan kedalam saku Hoodie berwarna hijau tai kuda, dan [name] menggunakan celana training berwarna abu-abu. Memang sangat tidak stylish, lagipula siapa yang ingin peduli pada penampilan hanya untuk berjalan-jalan.



Jalanan begitu sepi karena memang [name] sengaja untuk mencari jalanan yang jarang untuk dilewati orang lain agar ia bisa mencari ketenangan, sejauh ini [name] belum melihat makhluk halus yang ada di dimensi ini selain poci. Padahal di dimensi sebelum nya ia sangat-sangat hafal bentukan makhluk halus disetiap tempat yang ia lewati.



Mulai dari hantu janin yang ada dikamar mandi sekolahnya, Kunti dan poci yang ada di kamarnya, makhluk besar nan gosong yang sering berjejer rapi di jalanan menuju pulang ketika ia jalan kaki, hantu tanpa tubuh dan hanya kaki nya saja juga pernah. Pertanyaan nya apa [name] takut? Tentu saja...
Tidak. [Name] sangat tertarik dengan cerita-cerita dibalik arwah-arwah penasaran itu sebelum menjadi hantu, sebab itu [name] malah menjadikan nya teman.


Ada hantu yang memang pure dari awal dilahirkan menjadi hantu, dan ada juga yang berasal dari arwah-arwah penasaran manusia. [Name] tidak pernah membantunya karena memang ia tidak mau mendalami hal seperti itu agar tidak menjadi sinting, [name] tau ini indigo, bahkan ia sampai tidak menyangka Gimyung yang ia lihat dari dimensi sebelum nya seperti ramalan jika ia memang akan pindah ke dimensi yang sama dengan Gimyung yang tak punya ayah.





Langkah [name] terhenti saat matanya melihat suatu rumah kosong yang terlihat gelap gulita di tengah-tengah hiruk pikuk pedagang makanan jalanan disekeliling nya. Beberapa pedagang sudah mulai membereskan dagangan mereka karena malam semakin larut.



[Name] reflek berhenti karena ia mendengar sesuatu dari dalam rumah itu, sebab itu [name] berniat untuk masuk.

' Krieeett

Bocah itu mendorong pagar karatan dengan desain yang bagus didepan nya agar ia bisa masuk, tanpa merasa susah sedikitpun ia akhirnya bisa masuk kedalam sini tanpa usaha memanjat.


Tanpa rasa takut [name] tetap berjalan dengan gumaman-gumaman dari lagu yang ia tidak hafal liriknya. Senang, tentu saja. Jika didalamnya tidak ada hantu [name] bisa menjadikan tempat ini sebagai pilihan untuk tempat bersantai tanpa ada yang menganggu. Kalau ada pun tak masalah sih, selama tidak mengganggu [name] tidak akan terusik dengan mereka.



(END) 𝕿𝖜𝖔 𝕬𝖕𝖆𝖙𝖍𝖞 𝕳𝖚𝖘𝖇𝖆𝖓𝖉𝖘 [Lookism x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang