Di ruang tamu Apartemen milik Alvan barulah Danisha merasa menyesal sudah mengiyakan ajakan dari kekasihnya itu tanpa berfikir panjang terlebih dahulu. Tadinya dia terlalu bahagia saat Alvan sudah tidak marah lagi padanya sehingga asal mengiyakan saja ajakan lelakinya itu bahkan malah dia yang merengek meminta ikut. Sekarang barulah ia merasa was-was berada satu atap dengan kekasihnya itu mana tengah malam pula, memang Danisha sudah pernah menginap di sini satu kali tapi tetap saja dia harus waspada mengingat pernikahan mereka hanya tinggal sebentar lagi.
"Kok malah bengong sayang?" Alvan mendekati Danisha sambil menuntun kekasihnya itu untuk duduk di sofa bersamanya.
Danisha masih diam, pikiran buruk serta rasa buruk sangka sudah memenuhi isi kepalanya terhadap kekasihnya itu.
"Hei....kok malah bengong?" Ngantuk?" Tanya Alvan lagi tapi Danisha justru menggelengkan kepalanya. Tangannya juga sudah mulai dingin.
"Pulang lagi aja yuk!" Kata Danisha Pelan.
"Hhaa????" Alvan cengo.
"Anterin pulang lagi!" Kata Danisha mulai merengek.
"Tadi kamu lho sayang yang minta ikut, kenapa sekarang malah minta pulang?"
Alvan sungguh tak habis pikir dengan kekasihnya itu,
"Sekarang aku tanya, kamu sebenarnya kenapa, kenapa tiba-tiba minta pulang gini?" Tanya Alvan lembut seraya mengelus pipi kekasihnya itu dengan jari telunjuknya.
Ditanya seperti itu, Danisha mana mau jawab, dia malah semakin menundukkan wajahnya sambil memilin jemarinya yang saling bertaut. Tidak tau saja dia kalau kesabaran kekasihnya itu setipis tissu.
"Sayang!"... Panggil Alvan lembut tapi tak juga mendapat respon dari Danisha sehingga membuat Alvan meraup kasar wajahnya. Rasanya kalau Danisha seperti ini pikirannya semakin kacau mana pekerjaannya yang sempat tertunda tadi masih belum kelar padahal malam sudah semakin larut.
"Danisha sayang!" Lirih Alvan lagi memanggil Danisha setelah mereka sama-sama diam selama beberapa menit.
"Kalau kamu diam seperti ini aku nggak bisa tau apa mau kamu, kamu kenapa tiba-tiba minta pulang? Tadi juga paling semangat minta ikut!" Kata Alvan dengan suara datarnya. Sangat jelas terlihat kalau laki-laki itu mulai kesal.
"Takut!".... Lirih Danisha pelan.
"Takut?" Takut apa?" Takut sama siapa? Ada aku di sini sayang, kenapa harus takut?"
Danisha kembali diam, tapi diamnya kali ini membuat Alvan sedikit paham arti dari ketakutan gadisnya itu. Ia mulai paham apa yang ditakuti Danisha, perlahan-lahan Alvan menghela nafasnya untuk menenangkan hatinya dan sekedar mengingatkan dirinya kalau kekasihnya ini masih berumur dua puluh tahun.
"Kamu takut aku apa-apain?" Tanya Alvan pelan.
Danisha pun mengangguk mengiyakan karena memang itulah yang menjadi ketakutannya.
"Sayang, percaya sama aku! Aku nggak mungkin ngerusak kamu sebelum pernikahan kita!" Aku Cinta sama kamu pakai hati bukan nafsu!" Aku nggak mungkin merusak momen kebahagiaan kita menjelang pernikahan kita yang hanya tinggal sebentar lagi, aku nggak sebrengsek itu sayang!" Jelas Alvan seraya jongkok di depan gadisnya itu sambil menggenggam jemarinya.
"Wajar kalau kamu takut apalagi mengingat status kita, tapi percaya sama aku sayang, aku nggak mungkin melewati batasanku!" Kata Alvan lagi yang pada akhirnya membuat Danisha lega dan mulai membalas tatapan kekasihnya itu.
"Maaf udah berfikir yang nggak-nggak sama kamu!" Lirih Danisha pelan seraya menangkup wajah Alvan dengan kedua tangannya.
"Itu hal yang wajar sayang, jadi sekarang masih mau pulang?" Tanya Alvan memastikan yang langsung dijawab gelengan oleh Danisha sehingga membuat Alvan terkekeh dan langsung menarik tubuh Danisha ke dalam pelukannya.
"Untuk ke depannya tolong jangan diam kalau ada masalah atau apapun itu karena aku tidak mungkin bisa menebaknya sayang, bagaimana masalah bisa selesai kalau kamu diam?" Paham kan sayang?" Kata Alvan sambil membelai rambut Danisha yang masih berada dalam pelukannya. Bisa ia rasakan kalau gadisnya itu menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah kamu tidur duluan ya, aku masih ada sedikit pekerjaan!" Kata Alvan sambil mengurai pelukan mereka dan Danisha pun langsung menatap kekasihnya itu.
"Mau kiss!".....
Alvan sampai mematung saat mendengar ucapan Danisha barusan. Benarkah ini Danisha kekasihnya?" Danishanya meminta Ciuman?" Dan Sepertinya Alvan harus berterimakasih kepada Rayyan karena secara tidak langsung, Rayyan lah penyebab kehadiran Danisha di Apartemennya malam-malam begini.
Tanpa diminta dua kali tentu saja dia menuruti permintaan kekasih cantiknya itu yang semakin hari semakin manis saja kelakuannya. Jemari panjang Alvan langsung merangkum dagu kekasihnya itu Lalu setelahnya mempertemukan bibir mereka, diawali dengan kecupan-kecupan tipis di permukaan bibir merah milik Danisha kemudian berubah menjadi lumatan yang lembut dan manis sampai-sampai Danisha terbuai dan perlahan-lahan membalas ciuman lembut kekasihnya itu.
Alvan tersenyum menatap paras Danisha yang merona setelah ciuman mereka, dia yang meminta tapi dia juga yang malu sehingga membuat Alvan semakin gemes saja.
"Aku mau tidur duluan!" Ucap Danisha dan langsung melarikan diri menuju kamar milik Alvan. Jangan tanya bagaimana Alvan, dia bahkan sampai mengigit pipi Dalamnya saking gemesnya melihat tingkah calon istrinya itu.
"Aku tidak akan mengampuni mu saat malam pengantin kita nanti sayang!" Ucap Alvan dalam hati sambil terkekeh lalu setelahnya barulah ia kembali membuka laptopnya dan fokus pada dokumen-dokumennya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN (Kelar Kuliah Nikah )
Teen FictionKKN Universitas Nusa Bangsa di sebuah desa yang pada akhirnya melahirkan cerita manis diantara Mahasiswa dan Mahasiswi KKN itu... Kisah yang belum usai, Cinta segitiga, Dan Jatuh cinta terangkum menjadi satu cerita... #BTS #EXO #NOTBL #KKN #au