Bab 128

150 34 3
                                    

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alvan sudah mengantar Danisha pulang ke rumahnya. Bahkan saat penghuni rumah itu belum ada yang bangun tapi Danisha sudah sampai di rumah. Dan ini merupakan permintaan Danisha sendiri karena dia baru ingat kalau dia ada kelas pagi hari ini. Alvan hanya menuruti saja kemauan gadisnya itu padahal dia tertidur baru beberapa jam dan rasanya kedua matanya juga masih sangat mengantuk tapi Mana mungkin dia bisa menolak Danisha, bahkan dalam kamunya tidak ada kata tidak kalau itu untuk Danisha. Sebucin itu dia pada calon istrinya itu.

Di kamarnya Danisha sudah mandi dan sudah rapi, tidak terlihat seperti orang yang baru pulang dari suatu tempat, dia bahkan memakai make up yang sedikit jelas hari ini karena nanti dia harus kembali ke lokasi syuting untuk  kembali membahas tentang novelnya yang akan diangkat ke film layar lebar.

Pelan-pelan Danisha menuruni anak tangga menuju meja makan yang sebelumnya sudah diisi oleh Rayyan, karena orangtua Rayyan sudah kembali ke Singapura itu sebabnya Rayyan memilih untuk tinggal di rumah Danisha, Dan Sandara juga justru senang karena Danisha sudah tidak sendirian lagi di rumah walaupun sebenarnya  ada asisten rumah tangga yang bekerja di sana.

Rayyan menatap lekat pada Danisha, mematai adiknya itu dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Ngapain liatin gue segitunya?"  Tanya Danisha sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Bukannya Lo di Apartemen Alvan?" Tanya Rayyan.

"Nggak, siapa bilang?" Bohong Danisha.

"Tadi malam Alvan yang bilang ke gue!" Sahut Rayyan.

"Lo percaya?" Kalau gue nginap di sana apa mungkin sepagi ini udah rapi kayak gini?" Kata Danisha masih melanjutkan kebohongannya padahal dia mau tertawa rasanya melihat  raut wajah bingung Rayyan.

"Iya juga sih, apalagi pacar Lo itu kan tukang tidur!"

"Tuh tau!" Kata Danisha lagi.

"Hampir aja gue gorok lehernya kalau sampai berani macam-macam sama Lo!" Kata Rayyan lagi dan mulai menyendok nasi ke piringnya. Dalam hati Danisha sudah ingin rasanya tertawa puas karena membohongi Rayyan yang justru malah percaya begitu saja.

"Kalian itu sama, Lo juga kemaren bawa Ayu ke apartemen Lo kan?" Kata Danisha membuat Rayyan langsung menghentikan kunyahan nasi di mulutnya.

"Lo tau darimana?"

"Ayu sendiri yang cerita!"

"Kalian itu sama semua, Lo, Alvan, Andra, Alex, beruntung Rion udah nikah kalau nggak dia juga pasti melakukan hal yang sama!" Kata Danisha lagi.

"Kita nggak macam-macam ya!" Ujar Rayyan membela diri.

"Udah cepetin makannya terus anterin gue ke kampus!" Kata Danisha karena dia sudah selesai dengan sarapannya.

"Kok gue?" Kenapa nggak minta sana sama Tunangan Lo!"

"Alvan ada meting Pagi!" Ayolah Ray, Lo tega biarin adik lo" bujuk Danisha lagi.

"Iya, bawel Lo!"

Lalu setelah itu keduanya langsung bergegas masuk ke dalam mobil milik Rayyan dan mulai meninggalkan pekarang rumah itu menuju kampus tempat Danisha.




Lain halnya dengan Alvan, sekarang ini dia malah menatap tajam satu per satu stafnya di ruang meting. Auranya sungguh tidak bersahabat hari ini. Selain karena dia kurang tidur,  ada dua orang  stafnya yang melakukan kesalahan dan kesalahan itu membuat perusahaannya bisa saja mengalami kerugian kalau tidak segera ditindak lanjuti.

"Beri saya waktu satu hari untuk menyelesaikan masalah ini Tuan!" Ucap staf itu memohon.

"Hanya sampai jam istirahat, kalau belum selesai juga silahkan buat surat pengunduran diri!" Ucap Alvan tegas lalu setelahnya dia langsung meninggalkan ruang meting.

Padahal Alvan sengaja merampungkan semua pekerjaannya agar nantinya setelah menikah nanti dia punya waktu untuk membawa Danisha bulan madu kemana pun yang Danisha mau. Tapi kalau kejadiannya seperti tadi bagaimana bisa Alvan meninggalkan perusahaannya, Oswald Kingdom sudah jatuh ketangannya sepenuhnya, sementara beberapa cabang di luar negri Aliksa hanya memantau saja tetap Alvan yang mengendalikannya.

Alvan juga ingin menghadiahkan sesuatu yang sangat berharga kepada Danisha  sebagai Hadiah pernikahannya nanti tapi sampai saat ini Alvan masih bingung hadiah apa yang akan dia berikan, mengingat kekasihnya itu sangat sederhana dan tidak tau memanfaatkan uangnya. Kalau tidak inisiatif Alvan yang memberikannya maka jangan harap Danisha akan meminta apa-apa.

Hanya dengan mengingat nama kekasihnya itu saja sudah mampu mengembalikan mood Alvan yang sempat memburuk tadi. Kekasihnya itu terlalu manis apalagi kalau lagi malu maka kedua pipi tembemnya akan memerah.

Alvan tersenyum memandangi foto Danisha yang ada di ponselnya,

Alvan tersenyum memandangi foto Danisha yang ada di ponselnya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Danisha Camilla I love you!" Gumam Alvan pelan. Kemudian memasukkan kembali ponselnya ke dalam laci mejanya dan setelah itu kembali fokus pada kerjaannya.

KKN (Kelar Kuliah Nikah )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang