10. Patient Love

3.3K 316 53
                                    

Story by purplerose7roses
....

Udara pagi yang masih segar dan pemandangan sekolah yang begitu asri membuat pria berhidung mancung itu tersenyum cerah. Dulu saat tinggal di Ibu Kota mungkin suasana seperti ini tidak akan dia dapat. Macet dan polusi adalah dua kata yang tidak asing baginya.

Namun kini dia bisa bernafas lebih lega, sebuah daerah terpencil dan udara yang belum terkontaminasi menjadi pilihan sang Ayah untuk menetap setelah beliau memutuskan pensiun dari pekerjaannya sebagai seorang direktur di perusahaan ternama.

Sebenarnya Taehyung bisa saja tetap tinggal disana, ayahnya memberikan rumah yang sempat mereka tinggali untuk putra kesayangannya. Biar bagaimanapun rumah itu penuh sejarah, di tempat itu yang menjadi saksi bisu lika-liku kisah hidup keluarganya.

Akan tetapi pria muda bermarga Kim itu lebih memilih ikut pindah bersama kedua orang tuanya. Tak ada alasan kenapa dia harus tetap tinggal disana, karena baginya waktu kebersamaan dengan Ayah dan Ibu jauh lebih berharga dari apapun.

Taehyung bersyukur memiliki orang tua yang baik seperti mereka, tak ada kata lain yang bisa mewakili betapa bahagia hidupnya saat ini. Pria itu tak perduli meski dia harus kembali belajar beradaptasi terhadap lingkungan barunya.

Tentang beradaptasi, harus dia akui bahwa itu tak mudah. Apalagi lingkungannya yang dulu dan sekarang sangat berbeda jauh. Jika dulu diantar ke sekolah dengan kendaraan roda empat dianggap biasa oleh teman-temannya, karena mereka pun memang tak jauh beda. Tapi kini saat dia keluar dari mobilnya, Taehyung merasa bahwa semua mata tertuju padanya. Dia langsung menjadi pusat perhatian dihari pertamanya sekolah.

"Maaf kau murid baru?" Seorang pria yang tidak lebih tinggi darinya datang menghampiri Taehyung yang sedang berdiri membaca isi mading sekolah. "Yah?"

"Kenalkan aku Park Jimin, ketua osis di SMA ini. Kepala sekolah memintaku untuk mengantarmu berkeliling sekolah agar kau bisa mengenali lingkungan disini dengan baik." Jelasnya sambil memasang senyum ramah, "Apa tidak merepotkanmu? Maksudku jika kau keberatan maka aku bisa berkeliling sekolah sendiri."

Jimin terkekeh, "Tidak tentu saja, ini memang sudah tugasku. Kau tak perlu sungkan."

"Baik dan terima kasih, aku harap kita menjadi teman." Ujar Taehyung tulus, "Terima kasih kembali dan ya tentu saja kita bisa menjadi teman baik."

"Baiklah Kim Taehyung, kau ingin memulai dari mana? Kelas? Perpustakaan? Atau Kantin mungkin?" Tanya Jimin, "Bagaimana kalau kita mulai dari Mading ini? Dari tadi mading ini yang menarik perhatianku." Jawab Taehyung sambil menunjuk mading yang sudah dihias warna-warni dengan gambar, artikel, cerpen dan juga puisi.

"Oh baiklah, jadi mading ini ada tim khusus yang mengurusnya. Bisa dibilang ekstrakulikuler, selain mading. Mereka juga yang bertanggung jawab terhadap majalah sekolah." Kata Jimin.

"Disini ada majalah sekolah?" Taehyung menatap Jimin takjub, dia fikir hal seperti itu hanya ada disekolah-sekolah yang ada di Kota saja. "Iya dan kami merilisnya setiap bulan. Memang masih baru karena ide ini baru muncul oleh anggota baru kelas 10."

"Wah dia pasti sangat cerdas dan kreatif sekali."

"Kau benar, coba lihat design mading ini dan beberapa puisi ini diciptakan olehnya." Tunjuk Jimin keisi mading, "Chou Tzuyu..." Taehyung tersenyum membaca nama itu dibawah puisi berjudul Rumah. "Dia seorang gadis? Wah menakjubkan!" Ucapnya antusias.

"Kau benar, dia terkenal sebagai gadis cantik dan cerdas di sekolah ini. Bahkan dia memiliki fanclub sendiri, luar biasa bukan?" Jimin terkekeh geli, "Aku tidak heran, dilihat dari tulisannya saja sudah membuatku kagum."

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang