93. Boss?!

2.1K 241 5
                                    

"Kau terlambat lagi."

Gadis yang tengah menyandarkan tubuhnya di dinding dan menetralkan nafasnya karna habis berlari langsung menegakkan tubuhnya ketika mendengar suara itu.

Lelaki dengan kemeja yang membalut tubuhnya sudah memasang tampang bosan melihat penampilan Sekretarisnya yang jauh dari kata rapi. "Ma-maaf Pak."

"Terlambat terus, apa kau memang berniat untuk memperlambat kinerja perusahaan ini?"

Tzuyu menggeleng dengan kepala masih menunduk. "Tidak Pak, ma-maaf. Tidak akan terj-"

"Lihat apa saja schedule untuk hari ini, laporkan ke ruangan saya." Lelaki itu tak menunggu penjelasan Tzuyu, ia lebih memilih untuk meneruskan pekerjaannya yang sempat tertunda.

Tzuyu mendengus, setelah mendengar suara pintu yang di tutup. Tiap pagi ia harus menghadapi hal yang sama, Boss-nya itu terlalu menyebalkan. Lelaki itu tak bisa mentolerir keterlambatan walau hanya semenit.

"Kenapa aku bisa masuk kesini?"

Tzuyu mengasihani dirinya sendiri setelah menyandarkan tubuhnya ke kursi. Baru saja ia mencoba memejamkan mata untuk beristirahat sejenak telpon di mejanya berbunyi dan Tzuyu tak perlu mengangkat untuk tahu kalau itu adalah Boss-nya.

"Baik, Pak." Tzuyu langsung berlari membawa tab yang berisi jadwal hari ini.

🍁🌹❄🍉

"Kau terlihat menyedihkan." Jeongyeon tertawa melihat penampilan temannya yang berantakan. Mina cuma bisa tersenyum sambil tangannya membantu untuk merapikan rambut Tzuyu yang sedikit err.. mengerikan.

"Hari ini aku kerja rodi lagi."

"Ku kira sebelumnya kau bilang romusha." Tzuyu langsung memandang tajam Jeongyeon yang kini pura-pura menutup mulutnya sendiri dengan kaget.

"Apa kau tak mau resign saja Tzu? Ditempatku masih membutuhkan beberapa orang untuk tim pengembangan."

Tzuyu tersenyum ke arah Mina yang terlihat mengkhawatirkannya. "Kalau ada pekerjaan sebagai tukang cuci juga akan ku terima, Min. Kalau saja tak ada kontrak sialan itu."

Jeongyeon terbahak, sedikit kasihan dengan nasib yang menimpa Tzuyu. Temannya itu memang bekerja di salah satu Perusahaan besar dengan gaji yang cukup menggiurkan. Tapi, siapa yang menyangka kalau direktur utamanya begitu menyebalkan?

Seakan tahu, kalau nantinya akan banyak yang berniat mengundurkan diri. Maka, di setiap awal kontrak kerja diharuskan menandatangani perjanjian yang isinya: "Jika pihak kedua berniat untuk mengundurkan diri maka ia harus membayar biaya konpensasi sebesar yang disetujui sebelumnya."

Dan, nominalnya cukup besar. Cukup untuk membeli tiga buah apartemen dengan tipe duplex, yakni memiliki dua lantai dan harga satuannya bisa mencapai sedikitnya 3 miliar rupiah.

"Kau nikmati saja, kan lumayan bisa melihat wajah tampan Boss-mu tiap hari." Lagi-lagi perkataan Jeongyeon disambut tatapan tajam Tzuyu. "Diamlah, Jeong!"

Jeongyeon tak bisa menahan tawanya membuat beberapa orang yang berada di restaurant yang sama dengan mereka menoleh. Mina tersenyum tak enak ke beberapa pengunjung sementara Tzuyu sudah menelungkupkan kepalanya ke meja.

"Bukannya Boss-mu itu teman dekatnya pria yang sedang dekat dengan Mina? Kenapa kau tidak minta tolong padanya saja?"

Tzuyu mengangkat wajahnya dan menatap Mina penuh pengharapan membuat gadis yang ditatap langsung menggeleng. "Aku -maaf, Tzu."

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang