157. Complicated

2.3K 191 4
                                    

Story By: NoorAziza307

“Siapa ayah dari janin yang kau kandung itu? Jawab!” teriak Jong In karena sedari tadi Tzuyu memilih bungkam. Semua orang yang ada disana tak berani mengeluarkan suara sedikit pun. Suasana disana terasa mencekam, melebihi atmosfer yang ada di film horror. Tzuyu terus menundukkan wajahnya, jari-jemarinya saling meremas satu sama lain.

Soo Jung menghampiri Tzuyu kemudian berbisik pelan, “Katakan yang sejujurnya, sayang. Ini semua tidak akan berakhir kalau kau tidak mau jujur.”

Tzuyu mendongakkan wajahnya, menatap dalam ke arah Jong In, ayahnya. “Maafkan aku, Ayah. Aku tidak bisa mengatakannya.”

BRAAKKK

Jong In menggebrak meja dengan keras hingga semua orang terkejut terkecuali Tzuyu yang memilih untuk menatap Ayahnya, mencoba memperlihatkan dirinya tidak takut meskipun kenyataannya dia sendiri pun takut akan kenyataan yang dia hadapi sekarang.

Yeobo, sudahlah. Ini tidak baik untuk kesehatanmu. Beri dia waktu. Aku yakin dia belum siap untuk mengatakannya. Lebih baik kau istirahat saja.”

Soo Jung berusaha menenangkan suaminya. Jong In masih kesal dan langsung pergi ke kamarnya. Soo Jung mengikutinya dari belakang. Mingyu menghampiri Tzuyu, memegang bahu Tzuyu.

“Tzu-ya, kamu...” Mingyu kehilangan kata-katanya. Dia tak habis pikir dengan saudari kembarnya. Kenapa bisa perempuan yang selalu mendapat peringkat pertama sejak SD, yang selalu membanggakan kedua orang tua mereka juga dirinya yang sebagai saudara kembarnya, melakukan suatu tindakan yang mencemarkan nama baik keluarganya.

Mingyu pun memilih untuk keluar, mengobati kekecewaannya dengan pergi ke tempat yang bisa menjernihkan pikirannya. Disana tersisa Taehyung, Sana, Dahyun, Sejeong dan Jaehwan. Mereka menghampiri Tzuyu yang masih duduk, tak bergeming.
Sana merangkul Tzuyu dan terisak, “Tzuyu-ah....”

“Siapa pelakunya, Tzu? Kalau laki-laki itu tidak mau bertanggung jawab, aku akan mengulitinya dan membakarnya hidup-hidup di depanmu, Tzu.” ucap Dahyun dengan nada yang berapi-api.

“Gila, hyun. Kau itu psycopath apa?” celetuk Jaehwan, bergidik ngeri.

“Tzuyu-ah, lebih baik sekarang kau istirahat juga. Pikirkan janinmu. Nanti kita bicara lagi kalau kau sudah siap.” ucap Taehyung.
Tzuyu masih diam seribu bahasa. Dia pun langsung pergi meninggalkan mereka, pergi keluar, bukan ke kamarnya.

“Dia mau kemana?” tanya Sana, berjalan keluar, mengikuti Tzuyu.

“Sana, sudah biarkan saja dia sendiri dulu. Dia juga butuh untuk sendiri. Kita jangan dulu menganggunya.” teriak Taehyung.

“Iya, paman. Tapi, aku tak tega melihatnya. Dia pucat sekali.” balas Sana, gemas.

“San, benar kata Paman Taehyung, biarkan saja dia. Toh dia pasti tidak akan pergi jauh, paling ke tempat yang sering dia kunjungi ketika dia sedang sedih.” timpal Sejeong.

“Eh iya, paman. Mana Jungyeon istrimu? Kok aku tidak melihatnya sejak tadi?” tanya Dahyun.

“Tadi pagi dia buru-buru pergi karena dia harus menggantikan temannya terbang.”
“Aku kira setelah menikah dengan Paman, dia akan resign dari pekerjaannya sebagai Pramugari. Tapi ternyata masih ya.”

“Dia masih betah bekerja disana, Hyun-ah. Oh iya, aku harus kembali ke agensi. Ada proyek dulu bersama Namjoon hyung.”

Hyung, aku ikut. Aku mau agensi juga. Kan proyek albumku yang kedua belum beres.”

Aah iya, Jaehwan-ah. Ayo kita bareng saja.”

Taehyung dan Jaehwan pergi sementara Sana, Dahyun dan Sejeong masih betah di ruang keluarga.

Hei, kira-kira kalian curiga pada siapa?” tanya Sana.

Hmm, aku sih curiga pada Jaehyun mantan kekasihnya Tzuyu.” jawab Dahyun.

“Jaehyun kayaknya bukan deh. Dia kan sudah menikah dan pindah ke Kanada, 3 bulan yang lalu. Sementara usia kandungan Tzuyu kan 2 bulan. Kemungkinan ada 3, antara Jungkook, Sehun dan Lucas.”

“Tapi kenapa aku curiga pada Rowoon yang selalu bareng dengan Tzuyu, ya?”

“Sudah sudah Sana-ya, Dahyun-ah. Fokus kita sekarang pada kesehatannya Paman Jong In dan juga kesehatan mentalnya Tzuyu. Untuk urusan siapa ayah dari janinnya itu belakangan saja. Toh aku yakin pasti ada alasan kenapa Tzuyu memilih bungkam.” 

Sejeong yakin pasti ada alasannya, apapun itu. Hanya saja dia juga ragu akan kecurigaannya. Jika kecurigaannya terbukti. Dia sendiri sangsi apakah semuanya bisa menerima kenyataan yang ada. Dan ini pasti akan jadi masalah yang sangat besar. Dia berharap kecurigaannya tidak terbukti.

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang