113. Memories

1.7K 181 9
                                    

"Aku menepati janji untuk menunggumu, berharap waktu akan berpihak kepadaku lagi. Tapi.... Aku akan menceritakan kisahku..."

..................

"Kau cantik..."

Netraku menatap sosoknya yang kini tengah menunduk malu. Aku bergeming, apakah tadi aku tidak salah dengar? Tak biasanya dia memuji. "Kau juga manis." Ucapnya lagi membuatku sadar bahwa aku tidak salah mendengar.

Pipiku tiba-tiba memanas, aku menunduk menyembunyikan rona merah yang ku yakin terlihat jelas saat ini. "Ayo..."

Aku mengerjap bingung kemana dia akan mengajakku pergi? "Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."

"Apa?"

Sungguh aku tak mengerti, dia bergeming hanya melihatku dari sudut matanya. Lalu tangannya terulur seolah memintaku untuk menggenggamnya. "Kita mau kemana?" Tanyaku lagi namun dia hanya tersenyum kemudian menarik tanganku dan membawaku pergi bersamanya.

"Kenapa kau tak bilang jika ingin ke rumahmu?" Aku mengernyit bingung, tapi jari telunjuknya menyentuh bibirnya memberi isyarat menyuruhku untuk tak mengeluarkan suara. "Nanti Ibuku dengar." Bisiknya membuatku semakin bingung, kenapa dia harus bertingkah seperti ini di rumahnya sendiri? Seolah takut ketahuan mengenai keberadaan kami disini.

"Memang kenapa kalau Tante mendengar kita?"

Dia menyentil keningku membuat aku mencebik kesal. "Cerewet!" Ucapnya sambil kembali menarik tanganku menuju kamarnya. Dia membuka pintu kamar dengan perlahan, menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan takut jika Ibunya melihat kami disini.

"Aman!"

"Taehyung..." Panggilku saat kami sudah berada di kamarnya, tapi dia hanya kembali membalasku dengan senyuman. "Kenapa kita ke rumahmu? Aku ingin bermain di tepi kolamku saja." Protesku karena aku tak mau jika dia mengajakku kesini hanya untuk menemaninya bermain playstation seperti biasanya.

"Sudah jangan cerewet, aku punya sesuatu untukmu." Katanya sambil mengambil sesuatu di bawah tempat tidurnya. "Ini untukmu..." Dia memberikan sebuah kotak besar kepadaku.

"Aku sedang tidak ulang tahun."

Dia tertawa lalu memaksaku untuk memegang kotak itu. "Aku tahu tapi itu bukan hadiah ulang tahun."

"Terus?"

"Itu hadiah agar kau selalu mengingatku." Aku tertawa, baru kali ini mendengar kata-kata manis dari mulutnya. "Lagi pula aku tahu kau juga menginginkan hadiah itu." Lanjutnya.

Tanganku membuka kotaknya ragu, ku perlihatkan wajahnya yang tampak serius seolah menunggu reaksiku ketika melihat isi di dalam kotaknya. "Kau sedang tidak mengerjaiku bukan?"

Taehyung menggeleng, "Tidak... Kali ini tidak, ayolah Tzu cepat buka kotaknya. Aku sudah tidak sabar." Aku berdecak, bukankah ini hadiahku? Terus kenapa jadi dia yang begitu antusias?

"Oke..." Mataku membulat saat melihat isi dari kotaknya, sebuah boneka beruang dan juga beberapa kertas dengan motif lucu.

"Ini?"

"Kau menginginkan boneka ini bukan?"

Aku mengangguk membenarkan, memang waktu itu aku bilang ingin membeli boneka beruang. Tapi aku tak menyangka kalau dia yang akan membelikannya untukku.

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang