Story by : vnaraa_
...............Aku berbohong saat aku yang mengatakan bahwa “Aku bahagia saat melihat mu bersama dengan dia.”
………..
Sudah tiga bulan ini aku melihatnya. Seorang lelaki bertuksedo rapi dengan wajah tampan yang terlihat murung dan sangat kesepian. Dia duduk di tempat yang sama setiap harinya. Dengan pesanan yang sama setiap harinya, lima buah lilin kecil.
Orang itu selalu datang sendiri, dan dengan tatapannya yang sulit diartikan, dia menatap dinding kaca di sampingnya tanpa berkedip. Sesekali dia menatap kursi kosong di hadapannya dengan senyuman penuh rindu dan sebuah tatapan sendu. Apa yang dia tatap sebenarnya?
Dia terlihat seperti menunggu kedatangan seseorang. Tapi, aku tahu pasti dia selalu datang dan pergi lagi sendiri, tidak pernah ada yang datang. Sudah tiga bulan dia seperti itu. Dia muncul setelah satu minggu aku bekerja di tempat ini.
Ah, benar. Namaku Tzuyu. Aku seorang mahasiswa semester akhir di sebuah Universitas Negri di Korea dan aku mengambil jurusan tata boga. Aku belajar memasak, lebih tepatnya aku suka memasak sejak aku kecil, karena itulah aku memilih belajar memasak.
Ketika orang tuaku mencoba masakanku dan mereka bilang masakanku yang ter-enak di dunia, ketika teman-temanku juga mencoba masakanku dan mereka menatapku dengan senang lalu berkata mereka mau lagi, saat itulah aku merasakan kepuasan tersendiri. Sebuah kepuasan yang membuatku menginginkanku lebih. Aku ingin bukan hanya mereka yang merasakan masakan yang enak. Tapi, semua orang. Dan aku yakin orang-orang itu akan tersenyum ketika masakan yang mereka makan enak.Ya, setidaknya itu impianku. Aku ingin melihat orang-orang tersenyum karena masakanku.
Saat ini aku sedang melakukan pekerjaan lapangan dengan menjadi koki disebuah restoran mewah ternama yang berada di pusat kota Seoul. Aku sangat menikmati pekerjaanku ini. Sampai setelah satu minggu aku bekerja, aku melihatnya.
Aku tidak tahu apa yang membuatku begitu tertarik pada dirinya, maksudku wajahnya memang tampan dan hampir semua pelayan wanita akan menyempatkan untuk melirik padanya ketika mereka sedang melewatinya. Tapi aku merasakan yang lain. Aku bukan tertarik karena wajah tampannya. Yang membuatku tertarik adalah…dirinya.
Dia cukup tekenal di kalangan wanita, jadi tidak sulit sepertinya untuk langsung tahu tentang dirinya. Namanya Taehyung. Dia salah satu pengusaha termuda yang cukup sukses saat ini. Dia jga memiliki kepribadian yang baik. Setidaknya, mungkin, sampai kecelakaan itu terjadi.
Tadi sore para pelayan membicarakannya dan aku cukup kaget dengan apa yang kudengar sampai aku tidak berkedip menatapnya saat ini.
Dia punya seorang kekasih. Dan mereka sudah lima tahun bersama. Kudengar, seharusnya mereka menikah tahun ini. Saat itu adalah hari jadi mereka. Tepat yang ke lima. Lelaki itu memesan meja untuk dua orang dari jauh-jauh hari di restoran ini. Dia juga memesan agar mejanya di hias oleh lima buah lilin kecil.
Tapi mereka memutuskan untuk tidak datang bersama. Lelaki itu sampai lebih dulu dan menunggu kekasih yang sangat dicintainya dengan wajah bahagia. Lalu, sebuah panggilan datang dan semuanya berubah. Dia berdiri dengan gusar dan berlari keluar secepat kilat. Kekasihnya itu mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal di tempat.
Ya, karena menguping obrolan para pelayan itu, kurasa sekarang aku mengerti. Aku mengerti kenapa dia datang kesini setiap hari, aku mengerti kenapa dia selalu memesan lima buah lilin kecil, aku mengerti ada apa di balik tatapan rindunya, aku mulai mengerti kenapa dirinya terlihat sangat kesepian. Aku rasa aku sudah mengerti sekarang.
Karena itu, aku ingin melakukan sesuatu.
Aku tahu dia selalu melamun, karena itulah dia hanya akan pergi ketika seorang pelayan menghampirinya dan mengatakan restoran akan tutup.
Malam ini, aku memberanikan diri melakukan itu. Ketika restoran sudah kosong, aku menghampirinya dengan sebuah gelas tinggi di tanganku.
Aku berdehem kecil ketika sudah berada di depannya. Lelaki itu tidak menghiraukan dehamanku. Atau mungkin dia tidak mendengar aku berdeham?
“Pak?” ucapku akhirnya.
Lelaki itu terlihat kaget dan menatapku, “Ah, sudah mau tutup ya?” tanyanya.
Aku mengangguk kecil, ketika dia hendak berdiri untuk pergi, aku mengangkat tanganku menahannya. Dia terlihat bingung tapi dia sepertinya mengerti. Dia kembali duduk.
Aku tersenyum dan menyimpan gelas yang aku bawa di mejanya. Gelas tinggi yang aku bawa di mejanya. Gelas tinggi berisi Rainbow Colored Jelly yang kubuat. Itu segelas jelly pelangi. Dia lagi-lagi menatapku bingung, dan kernyitan di dahinya seolah menekankan rasa bingungnya.
“Sepertinya saya nggak pesan apa-apa.”
Aku tersenyum kecil, “Itu hadiah, untuk pelanggan setia. Langsung dibuat dan di antar oleh koki kelas satu di masa depan,” Aku mengakhiri kalimatku dengan sebuah senyuman dimpleku.
Dia mengerutkan alisnya bingung. Tapi, kemudian dia tersenyum kecil, “Kamu?”
Ah, itu adalah senyuman pertamanya yang aku lihat. Walaupun dia hanya menarik kecil sudut bibirnya tapi aku sudah sesenang ini. Rasanya, aku ingin melihatnya tersenyum lebih dari ini.
“Cobalah,” aku menunjuk gelas jelly itu.
Dia melirik gelas itu sekilas lalu kembali menatapku, “Maaf, tapi saya nggak makan makanan manis.”
Aku tersenyum lagi, “Saya tahu. Karena itu, saya sangat meminimalisir gula yang saya masukkan.”
Dia menyipitkan matanya padaku, “Oke.”
Lelaki itu mengambil sendok kecil yang tersedia di meja dan mengambil sesendok jelly buatanku. Dia terdiam sesaat lalu tersenyum ke arahku, “Iya, enak.”
Tanpa sadar, aku menghembuskan nafas lega. Aku sangat takut dia tidak suka masakanku, aku menunduk sopan untuk berterimakasih, “Bapak tahu kenapa saya buatkan itu untuk Bapak?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
FanfictionKumpulan ff Taetzu dari para Taetzu ship. WARNING! "Semua cerita yang tanpa End, kami membiarkan pembaca bereksplorasi dengan pikirannya. Membebaskan tiap-tiap pembaca dengan pilihan akhir masing-masing."