Tzuyu mendengus, melihat orang disampingnya yang tampak nyaman dengan buku ditangannya. Ditelinganya sudah terpasang earphone yang tersambung dengan ponsel yang berada di saku jaketnya.
Hari ini penampilan orang itu terlihat begitu santai, tapi tetap rapi. Tzuyu bahkan bisa melihat tatapan memuja dari setiap wanita yang berjumpa dengan sosok disebelahnya pagi ini.
"Kenapa? Saya tampan, ya?"
Mendengar suara lelaki itu membuat Tzuyu kesal, "Dokter kenapa sih, pede banget? Dulu bukan sekolah kedokteran ya? Pasti dokter masuk ke kelas besar kepala."
Suara tawa dari lelaki itu justru membuat Tzuyu kian sebal, mana ada orang yang bakalan ketawa dan senang ketika jelas-jelas dikatai? Cuma dokter gila disampingnya ini saja yang seperti itu.
"Ini sudah kelima kalinya kamu melihat saya." Tzuyu mendelik, manusia kurang kerjaan apa yang menghitung hal itu?
"Dokter kan lagi dengerin lagu."
"Saya dengerin lagu dengan telinga."
"Yang bilang pakai kaki siapa?" Sahut Tzuyu kesal.
Taehyung menutup buku yang sebelumnya tengah ia baca. Sepertinya, meladeni Tzuyu lebih menyenangkan daripada membaca beberapa kata yang ada di buku. "Sekarang kamu kesal sama saya?"
"Saya memang selalu kesal sama dokter." Jawab Tzuyu.
"Saya tahu, tapi kali ini pasti ada alasannya." Tzuyu menatap lelaki itu sekilas kemudian melirik ke arah teman-temannya, "Kenapa sih, saya mesti sama dokter? Kenapa gak sama teman-teman saya aja?"
"Kamu kan asisten saya."
Tzuyu menunjuk Sana yang duduk bersebelahan sama Jeongyeon. "Mereka tuh!"
Taehyung menahan senyumannya ketika sadar jika Tzuyu tengah merengek padanya. Astaga, asistennya ini memang menggemaskan nyerempet menyebalkan.
"Tzuyu, Suster Sana kan Asistennya Dokter Mark dan sekarang Dokter Mark sedang ada pertemuan di luar kota. Sedangkan Jeongyeon memang hanya datang sendirian jadi wajar kalau mereka duduk berdua."
Tzuyu tak bisa membalas dan akhirnya memilih untuk memainkan game di ponsel miliknya. Ia malas berdebat dengan Taehyung, lelaki itu terlalu susah untuk dikalahkan. Baru kali ini, Tzuyu kesal dengan orang pintar dan yang menyebalkannya adalah orang pintar itu Taehyung.
"Mending kamu tidur daripada kamu mengomel terus."
"Saya memang mau tidur, tapi itu karna saya ngantuk bukan karna di suruh dokter." Tzuyu menatap sengit lelaki itu sebelum memejamkan matanya sementara Taehyung hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Tzuyu.
Taehyung kembali fokus dengan bukunya tapi kali ini tidak mendengarkan musik, perjalanan mereka memang cukup jauh karna memang rencananya mereka akan menuju pantai. Kegiatan gathering ini sering dilaksanakan untuk mempererat hubungan antara pekerja di Rumah Sakit.
"Galak ya?" Jin yang merupakan salah satu dokter dan juga teman semasa kuliah Taehyung membalikkan tubuhnya. Ia duduk disebelah Asistennya, Mina.
Taehyung tersenyum, "Biasa."
"Tzuyu kayaknya punya dendam tuh sama lo!" Taehyung mengangguk, "Dari awal dia udah kayak gitu. Heran."
"Udah lo kasih pemanis belum?"
"Udah gue cium, tapi malah makin galak." Jin terbahak mendengar jawaban Taehyung, berteman dengan Taehyung selama ini membuatnya tau jika lelaki itu memang termasuk lelaki yang cukup bebas.
"Di sayang-sayang makannya."
Taehyung nyengir, "Gak ah, takut gue yang nyaman." Lagi-lagi Jin tertawa mendengar jawaban Taehyung. Ia menaikkan satu alisnya ketika melihat Taehyung yang membiarkan bahunya untuk menjadi sandaran Tzuyu. Gadis itu benar-benar tertidur pulas. "Sekarang udah nyaman ya?" Sindirnya yang dibalas senyuman Taehyung.
****
Tzuyu mengucek matanya, dia merasa tidurnya kali ini cukup nyenyak. Hal yang sudah cukup lama tidak dirasakannya.
"Sudah bangun?" Suara yang dihapalnya sedikit mengagetkan Tzuyu dia langsung sadar posisinya dan mundur.
"Dokter ngapain kasih saya senderan?" Taehyung menggeleng, bukannya berterimakasih ia malah merasa Tzuyu akan kembali menyalahkannya. "Iya, maaf kalau saya salah." Akunya sebelum mendapat omelan Tzuyu lagi.
Tzuyu jadi tak enak hati, bisa saja bahu lelaki disebelahnya menjadi capek karna harus disenderi dirinya kan?
"Makasih, Dok." Cicitnya.
"Iya, ayo turun. Yang lain udah pada turun." Taehyung berdiri seakan tengah menunggu Tzuyu, mau tak mau Tzuyu jadi terburu-buru dan hampir jatuh kalau saja Taehyung tak sigap menahan lengannya. "Gak usah buru-buru. Saya tunggu."
Tzuyu merasa pipinya memanas, ia malu. Bukan karna lengannya yang tadi dipegang Taehyung tapi lebih karna kelakuan cerobohnya. "Dokter ngapain nungguin saya sih." Tzuyu menggerutu, menyembunyikan rasa malunya dengan pura-pura kesal.
"Gak apa, saya tunggu. Pelan-pelan aja."
Taehyung benar-benar menunggu Tzuyu, padahal gadis itu termasuk lama karna mesti memasukkan beberapa makanan ringan yang tadi dikeluarkannya tapi tak sempat dibuka.
"Udah dok."
"Ayo." Taehyung mengambil tas Tzuyu dan membawanya membuat gadis itu melongo ketika mendapat perlakuan manis dari Taehyung.
"Eh, saya bisa bawa sendiri kok." Taehyung menatap Tzuyu dengan pandangan tak terbaca. "Saya tahu, tapi saya laki-laki jadi gak seharusnya saya membiarkan seorang gadis membawa sesuatu yang berat."
"Tapi, Dok.."
Taehyung menggeleng, "Saya punya ego yang cukup besar. Biarkan saya membantumu membawanya ya?" Ucapan lembut Taehyung membuat Tzuyu terbuai dan akhirnya mengangguk.
Ketika turun mereka sudah disambut dengan tatapan menggoda yang lainnya. Tzuyu bahkan bisa melihat Jeongyeon dan Sana yang mengangkat kedua jempolnya lain dengan Mina yang hanya menatap geli ke arahnya.
Tzuyu tanpa sadar berjalan semakin dekat ke arah Taehyung, ia terlihat menyembunyikan dirinya dibelakang tubuh lelaki itu. Taehyung kaget karna merasa tubuh bagian belakangnnya terasa hangat.
"Tzuyu, kamu ngapain?"
Tzuyu semakin bersembunyi, "Dokter kok gak bilang kalau yang lain masih disini."
"Mereka menunggu saya, soalnya kemarin yang buat pesanan dengan pemilik resort ini saya." Penjelasan Taehyung membuat Tzuyu berhenti melangkah, "Ih, Dokter gimana sih? Kalau gitu kenapa tadi mesti nungguin saya?"
Taehyung jadi ikut berhenti, dia memijit pelipisnya yang pusing karna Tzuyu. "Tadi kamu susah dibangunkan Tzuyu." Akhirnya dia menjelaskan hal yang sebenarnya tidak mau disebutkannya.
"Ha? Saya? Dokter salah orang kali?"
Taehyung menggeleng putus asa, "Gimana salah orang? Kamu bahkan tadi memeluk lengan saya seperti guling?"
"Hah?"
Taehyung tersenyum, "Kalau kamu gak percaya mending tanya Dokter Jin. Dia tadi ikut bantuin saya untuk bangunin kamu."
Tzuyu langsung menatap ke arah Jin yang tersenyum ke arahnya, dia kembali bersembunyi dibelakang Taehyung membuat laki-laki itu kaget dengan tindakan spontan Tzuyu.
"Kamu kalau malu jangan mepet-mepet saya dong. Susah jalannya." Tzuyu manyun mendengar ucapan Taehyung. "Saya kan malu dok, mana bisa milih-milih."
Taehyung berdecak karna Tzuyu benar-benar membuatnya susah berjalan di posisi ini. Ia menarik tangan Tzuyu membuat gadis itu berpindah kehadapannya, "Kamu malu kan?" Tzuyu belum menjawab apapun tapi lelaki itu lebih dulu membawa wajah Tzuyu untuk masuk kedalam dekapannya. "Gini aja, saya gak susah jalan. Kamu juga bisa sembunyi sambil meluk lengan saya yang jadi favorit kamu pas tidur tadi."
Tzuyu tak bisa berkutik, soalnya dia yakin orang-orang sudah memandangnya kaget dan geli bersamaan.
Dasar Dokter sinting! Awas saja nanti!
End
greanteaaaalatte Aku ngebut ngetiknya demi siapa? Ya demi kamuuuuu. Jangan minta lagi, aku mau tidur 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
FanfictionKumpulan ff Taetzu dari para Taetzu ship. WARNING! "Semua cerita yang tanpa End, kami membiarkan pembaca bereksplorasi dengan pikirannya. Membebaskan tiap-tiap pembaca dengan pilihan akhir masing-masing."