....
Ratu Tzuyu tersenyum tipis saat melihat kasur disebelahnya kosong tak berpenghuni, lagi... Raja meninggalkannya seorang diri, dia datang ke kamarnya saat malam hari dan pergi saat wanita itu masih terjaga dalam tidurnya.
Entah sudah berapa hari Ratu Tzuyu tidak pernah berkomunikasi lagi dengan suaminya. Dia merasa kalau Raja Kim akhir-akhir ini berubah dan membuatnya menjadi takut kehilangan sosok suami yang begitu mencintainya itu.
Diawal pernikahan, Raja Kim selalu memperlakukannya dengan begitu baik dan bahkan dia tak segan untuk selalu memanjakannya. Desas-desus mengenai Raja yang akan memiliki selir sampai ke telinganya.
Walaupun seorang Ratu, Tzuyu tetaplah wanita biasa yang tak mau berbagi hati. Terdengar egois memang, tapi siapa orang di dunia ini yang mau berbagi hati? Mereka yang menerima pasti tetap merasa sakit dan merasa posisinya terancam menjadi satu-satunya yang dicintai.
Hatinya terasa perih hanya dengan mendengar rumor itu, sungguh dia belum siap dimadu. "Apa kau yakin semalam dan beberapa malam lalu Raja masih tidur dikamar ini?"
"Iya Ratu, saya tidak mungkin berani berbohong kepada Yang Mulia." jawab pelayan Shin, "Tapi kenapa aku tidak pernah melihatnya." lirih Tzuyu dengan wajah sendu.
"Yang Mulia datang saat tengah malam dan pergi sebelum matahari terbit. Sepertinya Yang Mulia akhir-akhir ini sedang sibuk, tapi saya bisa melihat bahwa Yang Mulia tetap memperhatikan Ratu." ucap pelayan Shin mencoba menenangkan Ratu Tzuyu.
"Kau bicara seperti ini bukan karena takut kepadanya?" Tanya Tzuyu sambil menatapnya curiga, "Tentu tidak, ini murni pendapat saya Yang Mulia." Pelayan Shin menunduk gugup saat melihat tatapan sang Ratu yang begitu tajam.
Namun sedetik kemudian Ratu cantik itu tergelak, dia tertawa mengetahui ekspresi pelayannya yang begitu gugup. "Aku hanya bercanda, tak perlu khawatir... terima kasih telah menghiburku."
Pelayan Shin hanya menganggukkan kepalanya, walaupun ia sendiri tak mengerti kapan tepatnya dia mencoba menghibur Tzuyu sampai Ratunya itu sekarang tertawa. Tapi tak apa, yang terpenting sekarang Ratunya tidak terlihat murung lagi.
"Aku merindukanmu, Yang Mulia." Batin Tzuyu.
....
Raja melihat beberapa kuda dengan serius, ada beberapa pilihan poni dengan berbagai warna yang ada didepannya. "Apa tidak ada yang lain?" tanyanya kepada para pelayan dan pengawalnya.
"Ini yang terakhir Yang Mulia..." Jawab pelayan Jeon, "Astaga, tak bisakah kau mencari yang lain. Mereka semua bukan yang kucari." Raja Kim menghela nafasnya kasar, untuk kesekian kalinya dia belum bisa menemukan poni sesuai dengan keinginannya.
"Yang Mulia, aku mendapatkan informasi mengenai ciri-ciri kuda yang kau inginkan. Tapi kuda itu hanya bisa kita dapatkan dari negeri seberang dan kita juga harus meminta izin kepada Raja Oh untuk bisa mendapatkannya." Taehyung mengernyitkan dahinya, "Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
FanfictionKumpulan ff Taetzu dari para Taetzu ship. WARNING! "Semua cerita yang tanpa End, kami membiarkan pembaca bereksplorasi dengan pikirannya. Membebaskan tiap-tiap pembaca dengan pilihan akhir masing-masing."