58. Silent Love

2K 214 3
                                    

Story By: salkachu

"Mianhae!"

Anak laki-laki itu berlari tunggang-langgang menuju salah satu kafe di sudut kota. Saking terburu-buru langkahnya, ia sampai menabrak beberapa orang. Laki-laki itu hanya berteriak meminta maaf tanpa menunda langkahnya. Ia sudah sangat terlambat. Sesampainya di kafe Whistle, laki-laki itu segera masuk ke bagian dapur kafe, melepaskan jas almamater sekolahnya. Lalu ia mengganti pakaiannya menjadi seragam barista kafe.

"Noona, maaf, aku terlambat," ucapnya pada Jisoo, pemilik kafe Whistle.

Jisoo tersenyum menatap Taehyung sekilas sambil terus meracik kopi. "Tak apa, Taehyung-ah. Sebaiknya kau cepat membantu aku membuat pesanan para pelanggan."

"Ne."

Taehyung ikut meracik kopi dengan lincah. Kemampuan meracik anak itu sudah tidak diragukan lagi. Ia sangat mahir. Kemahirannya membuat pegawai lain memandangnya terkagum-kagum. Jisoo tidak salah menerima Taehyung, bocah tujuh belas tahun itu sebagai pegawai kafenya.

Taehyung sempat diragukan karena usianya yang masih belia, namun keraguan Jisoo seketika meluap saat Taehyung berhasil membuktikan keahliannya dalam membuat kopi dengan aroma menggoda. Selain keahliannya, Taehyung juga memiliki paras rupawan yang bisa membuat tubuh para kaum hawa bergetar dan melemah.

Profesi Taehyung bukan sekadar seorang peracik di kafe Whistle. Ia juga seorang penghibur. Terkadang, jika hari libur-di mana pengunjung kafe lebih ramai dari biasanya-Taehyung akan tampil di stage mini sebagai penyanyi. Ia akan bernyanyi sambil memainkan gitar. Kharisma laki-laki itu akan semakin terpancar ketika sedang berada di atas panggung.

"Selamat menikmati."

Setelah selesai mengantarkan pesanan, Taehyung yang hendak kembali ke dapur menghentikan langkahnya. Tatapannya mengarah pada seorang gadis yang baru memasuki kafe. Gadis berambut panjang sepunggung yang sangat Taehyung kenali. Rambutnya dibiarkan tergerai, tubuhnya masih dibalut seragam sekolah. Taehyung melihat wajah gadis itu nampak sayu, jelas guratan lelah yang kentara, dan kelopak mata sembab terlihat seperti.... habis menangis.

Apa dia habis menangis?

Yang Taehyung tahu, gadis itu adalah gadis yang paling ceria. Ia selalu tersenyum dan tertawa. Tak pernah sekalipun Taehyung menemukan wajah sedih gadis itu. Kini, ia mendapati raut wajah murung gadis itu. Entah kenapa Taehyung jadi merasa sedih melihatnya.

Taehyung menghampiri gadis itu dan duduk di hadapannya.

"Hai," sapa Taehyung tersenyum lebar. "kau belum pulang, Chewy-ah?"

Gadis yang dipanggil Chewy itu mengubah mimik wajahnya yang semula sendu menjadi ceria. "Ah, Taehyung oppa! Aku baru selesai kegiatan ekstrakurikuler. Aku mampir sebentar kemari untuk minum kopi."

"Oh-begitu." Taehyung mengangguk-angguk. "Kalau begitu, kau tunggu di sini. Akan kubuatkan kopi untukmu. Kopi seperti biasanya kan? Frappucino Java Chip?"

"Iya." Tzuyu tersenyum, "Kau sangat mengenalku, Oppa."

"Tentu saja," Taehyung menepuk pelan puncak kepala Tzuyu. "Kali ini, aku akan memberimu kopi secara gratis."

"Eh? Tidak perlu, Oppa-"

"Aku tidak terima penolakan. Sesekali aku ingin mentraktirmu. Arraseo?"

"Baiklah."

"Kopi segera datang untukmu, Nona Chou Tzuyu!"

Chou Tzuyu tertawa kecil.

Dengan penuh semangat, Taehyung membuatkan pesanan Tzuyu. Sedari tadi Jisoo memerhatikan tingkah lucu pegawainya itu. Jisoo tahu bahwa Taehyung menyukai Tzuyu. Taehyung memang tak pernah mengatakannya, tetapi ekspresi dan tingkahnya terlalu mudah dibaca. Cara Taehyung menatap Tzuyu, cara Taehyung memberi perhatian kepada Tzuyu, cara Taehyung memuji Tzuyu. Semuanya menunjukkan bila laki-laki itu memiliki rasa terhadap Tzuyu.

"Jangan lupa berikan ramuan cinta pada kopinya untuk Tzuyu," celetuk Jisoo. "buat dia jatuh cinta padamu."

Taehyung menatap Jisoo dengan wajah merona. "M-mwo? Kau bicara ini apa, Noona?"

"Wae? Hahahaha, wajahmu memerah, Taehyung-ah."

Tidak mau mendengar godaan Jisoo lebih lanjut-Taehyung cepat-cepat menghampiri Tzuyu, membawakan segelas Frappucino Java Chip untuknya.

"Silakan diminum, Nona Cantik," katanya sambil meletakkan gelas tersebut di atas meja.

Tzuyu mengulum sunggingan manis. "Terima kasih, Oppa. Kau sungguh orang yang baik."

Senyuman manis Tzuyu selalu membuat Taehyung ikut tersenyum saat melihatnya. "Sama-sama, Chewy-ah." Dibanding memanggil Tzuyu, Taehyung lebih suka memanggil Tzuyu dengan panggilan 'Chewy'. Menurut Taehyung, panggilan tersebut sangat lucu.

"Apa sekarang sibuk, Oppa?"

"Hmmm, tidak juga. Memangnya kenapa?"

"Bisakan kau duduk di sini menemaniku? Aku tidak suka sendirian."

Taehyung menarik kursi dan duduk di hadapan Tzuyu, "As you wish."


Tzuyu mulai meminum frappucino-nya. Matanya terpejam saat menikmati frappucino. "Enaknya~"

Taehyung terpana. Tangannya hendak membelai rambut Tzuyu, tapi kedua mata gadis itu keburu terbuka sebelum Taehyung sempat menyentuhnya. Taehyung spontan menjauhkan tangannya. Lelaki itu pura-pura menggaruk tengkuknya; salah tingkah.

Selanjutnya, Tzuyu dan Taehyung asyik berbincang. Percakapan keduanya mengalir begitu saja. Mereka membahas tentang apa saja. Tzuyu adalah tipikal gadis ceria yang menyenangkan. Taehyung suka mendengar suara Tzuyu yang merdu, menatap matanya yang bersinar ramah, melihat senyumanya yang secantik dengan mentari pertama di musim semi.

Taehyung menyukai Tzuyu sejak lama. Hubungan mereka memang hanya sebatas junior dan senior di sekolah. Tapi... bolehkan Taehyung berharap lebih?

Ia sudah lama mencintai Tzuyu dalam diam. Ia tidak mampu mengungkapkan perasaannya.

"Tzuyu!"

Taehyung dan Tzuyu menoleh ke sumber suara. Seorang laki-laki tinggi berbadan bongsor mendekati Tzuyu dengan napaa terengah-engah. Taehyung mengenalnya. Ia adalah.... Lucas.

Kekasih Tzuyu.

"Kenapa kau ke sini?" Tzuyu bertanya pada Lucas dengan nada dingin.

Lucas tiba-tiba meraih tangan Tzuyu. "Aku minta maaf. Aku minta maaf sudah membentakmu. Aku tidak bermaksud begitu. Sungguh." ucapnya. Rasa bersalah terdengar kentara dalam suaranya. "Aku janji takkan mengulanginya lagi. Maafkan aku, please?"

Taehyung melihat senyum Tzuyu terbit. Tzuyu balas menggenggam tangan Lucas. "Janji kau takkan mengulanginya lagi?"

"Aku janji," Lucas kemudian maju memeluk Tzuyu. "Tolong maafkan aku."

Taehyung membuang pandangannya. Menghela napas. Berusaha menghalau rasa sesak yang menguasai dadanya.

Pelukan Tzuyu dan Lucas akhirnya terlepas. Lucas berujar, "Ayo, kita pulang."

"Sebentar," Tzuyu lalu memanggil Taehyung dan berkata, "Aku pulang dulu. Terima kasih untuk kopinya."

"Kau sudah mengatakan terima kasih dua kali. Sudah cukup Chewy-ah. Kau berlebihan," Taehyung tertawa, berusaha menutupi luka di hatinya.

Tzuyu menyengir, membentuk tanda peace dengan dua jarinya.


Lucas membungkukkan badan pada Taehyung sebagai tanda sopan. "Aku pamit pulang, Taehyung Hyung."

Taehyung menepuk bahu Lucas lalu berbisik di telinga laki-laki itu. "Jaga Tzuyu baik-baik."

"Ne," Lucas tersenyum.

Lucas dan Tzuyu meninggalkan kafe dengan tangan saling menggenggam. Taehyung memandang sendu keduanya. Ia ingin berada di posisi Lucas saat ini. Tapi itu mustahil. Tzuyu mencintai Lucas, begitu pun sebaliknya.

Taehyung tidak bisa apa-apa. Ia hanya bisa mengagumi dan mencintai Tzuyu dalam diam.

Tak mengapa, bagi Kim Taehyung.


Selama Tzuyu tak hilang dari pandangannya. Selama Tzuyu bahagia. Selama dirinya masih bisa melihat senyum dan tawa Tzuyu. Taehyung akan baik-baik saja.

Meski ia hanya menjadi bayangan tak kasat mata di belakang gadis itu, Taehyung tidak masalah, selama gadis itu ada dalam jangkauan pandangannya.

Toh, kalau memang Tzuyu ditakdirkan untuknya, sejauh apapun jaraknya dengan Tzuyu, dengan siapa Tzuyu sekarang, Tzuyu pasti akan jatuh ke pelukannya.


Taehyung percaya, skenario Tuhan adalah yang terbaik.

"Semoga kau selalu bahagia, Chewy-ah."

FIN

Author note:

terima kasih bagi yg sudah baca

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang