Tzuyu menyipitkan matanya ketika melihat dua teman sekelasnya sedang berjalan mengendap-ngendap menuju belakang sekolah. Tanpa rasa takut gadis itu mengikuti mereka berdua.
Keningnya mengerut saat melihat salah satu dari mereka memberikan sepotong roti dan juga sekotak susu. Ini bulan puasa dan mereka membawa makanan ke sekolah? Jika mereka adalah wanita maka dia akan memaklumi mungkin lagi dapat tamu bulanan.
Tapi ini mereka berdua adalah seorang lelaki, jadi tak mungkin kan kalau mereka mendapat tamu bulanan? Tzuyu menggelengkan kepalanya dengan tatapan tak percaya.
Matanya melebar saat orang yang menerima roti dan susu itu mengucapkan terima kasih dan dia bilang akan memakannya saat jam istirahat. "Apa dia balita yang puasa setengah hari?" Batin Tzuyu.
Tiba-tiba terlintas difikirannya untuk membuat pria itu puasa satu hari. Tzuyu harus mencari cara agar bisa mengambil makanan dan minuman milik pria itu.
......
Gadis itu berjongkok di bawah meja, saat ini kelasnya sedang sepi karena semua teman-teman dan gurunya sedang berada di lab kimia. Tadi dia sengaja beralasan kepada sang Guru bahwa dia harus kembali ke kelas karena ada barangnya yang tertinggal.
Dengan hati-hati Tzuyu mengambil tas milik teman prianya yang mau membatalkan puasanya di jam istirahat itu. Dia mencari roti dan susu di dalam tas, setelah mendapatkannya dengan cepat Tzuyu mengeluarkan uang dua puluh ribu dari kantung bajunya. Selembar kertas dan juga uang tadi dia masukan ke dalam tas milik pria itu.
"Ini bukan tindakan mencuri kan? Jadi anggap saja aku sedang membeli roti dan susu miliknya." Kata Tzuyu meyakinkan dalam hati.
Ketika Tzuyu ingin berdiri, tiba-tiba dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Tzuyu menahan nafasnya saat suara pria si pemilik tas itu bergema. Sepertinya dia sedang menelpon seseorang.
"Iya Ma, Taehyung puasa kok."
Tzuyu mencibir, "Dasar pembohong.... Sabar Tzu, nggak boleh ngomong kasar."
"Taehyung sekarang mau sholat dhuha."
Gadis itu mengintip dari bawah meja, dia menatap Taehyung tak percaya. "Ya Allah semoga ibunya diberi kesabaran."
"Iya Mama sayang, percaya sama Taehyung yang sholeh ini."
Mendengar ucapan Taehyung membuat Tzuyu mual, nada suaranya harus diakui memang sangat meyakinkan. Jadi dia tidak akan heran jika ibu dari pria itu bisa mudah percaya dengan bualan anaknya.
"Aku jadi merasa kasihan dengan istrinya di masa depan."
......
Tujuh tahun kemudian, Taehyung duduk manis di kursi makan sambil memperhatikan wajah sang istri yang begitu menggemaskan. Dia menatap istrinya yang tampak serius memotong bahan masakannya.
"Berhenti melihatku seperti itu!" Tegur wanitanya dengan ketus, Taehyung tertawa geli. Dia berjalan mendekati sang istri, "Kubilang berhenti! Jangan mendekat!" Ucapnya sambil mengacungkan pisau bekas memotong bawang kearah Taehyung.
"Apa kau masih marah?"
Wanita itu memutar bola matanya malas, "Untuk apa? Marah hanya bisa membuang energi saja, tidak bisa menghasilkan banyak uang." Taehyung kembali terkekeh mendengar penuturan istrinya.
"Sayang..."
"Tutup mulutmu Kim Taehyung, jangan menggangguku atau kita tidak akan bisa memakan makanan buka puasa." Taehyung tersenyum lebar, wanitanya memang begitu menggemaskan. "Tapi jujur aku tidak menyangka kalau kamu si pencuri roti yang sekarang malah menjadi istriku!"
"Sudah ku katakan bahwa aku tidak mencuri!" Bantah Tzuyu tegas, "Iya kamu tidak mencuri, tapi kamu mengambilnya diam-diam."
"Harus ku ingatkan bahwa aku membayarnya dua puluh ribu." Tambah Tzuyu tak mau kalah, "Dan juga mengasihani dirimu sendiri yang menjadi istriku?" Sindir Taehyung membuat Tzuyu diam menggerutu.
"Nasibku yang malang..." Ucap Tzuyu dengan wajah pura-pura sedih, "Harusnya kamu bersyukur punya suami seperti aku." Jawab Taehyung dengan penuh percaya diri.
"Satu hal yang ku syukuri adalah kau memberiku banyak uang."
Taehyung tertawa lagi mendengar ucapan istrinya, "Setidaknya ada yang kau syukuri dari aku kan?" Tzuyu mengangguk setuju. "Setidaknya."
"Bukankah harusnya aku tersinggung?" Tanya Taehyung membuat Tzuyu tersenyum miris sebelum berkata, "Tidak ada salahnya menjadi jujur."
"Dan itu yang membuatku tergila-gila padamu Chou Tzuyu." Kata Taehyung sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit, "Percaya dengan kata-kata yang keluar dari mulut si pembohong adalah sebuah kesalahan besar." Balas Tzuyu.
"Si pembohong yang membuat hatimu bergetar?" Goda Taehyung lagi yang berhasil membuat Tzuyu kembali memutar bola matanya malas.
......
"Dimana roti dan susuku?" Taehyung mengeluarkan semua isi tasnya diatas meja, dia menghela nafasnya frustasi ketika tidak menemukan roti dan susunya.
Alisnya bertautan saat melihat selembar uang dua puluh ribu beserta kertas kecil yang ada di dalam tasnya.
"Aku tidak mencuri rotimu, aku hanya membelinya. Kau jangan khawatir rotinya akan ku berikan untuk makanan berbuka bagi mereka yang berpuasa. Katanya memberikan makan orang yang sedang berpuasa bisa mendapatkan pahala seperti orang berpuasa tersebut. Jadi semoga kau mendapatkan pahalanya, selamat berpuasa Taehyung dan ingatlah jangan sering berbohong apalagi berbohong pada ibumu. Oh iya salam buat istrimu di masa depan, aku merasa kasihan dengan nasibnya. Tapi semoga di masa depan kau akan berubah menjadi pribadi yang lebih baik."
Taehyung menatap tulisan itu dengan pandangan tak percaya, apakah si penulis surat itu sedang mengguruinya? Pria itu menggelengkan kepalanya sambil tertawa geli.
"Apa yang menulis ini seorang wanita? Lalu bagaimana jika nanti dia yang justru menjadi istriku?" Katanya dalam hati.
......
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless
FanfictionKumpulan ff Taetzu dari para Taetzu ship. WARNING! "Semua cerita yang tanpa End, kami membiarkan pembaca bereksplorasi dengan pikirannya. Membebaskan tiap-tiap pembaca dengan pilihan akhir masing-masing."