53. Fam(ily)

2.3K 239 11
                                    

"Jadi, kalian darimana?"

Taehyung menatap 3 orang anak laki-laki yang kini tampak menghangatkan dirinya dengan teh hangat yang di pegang masing-masing dari mereka.

Taehyung baru saja pulang ke rumah setelah seharian memaku dirinya untuk duduk di kursi kebesaran direktur dan menghadapi beberapa berkas yang bernilai jutaan bahkan milyaran rupiah.

Cuaca sangat buruk, atau benar-benar buruk. Yang jelas, di depan pintu rumahnya berdiri 3 anak laki-laki yang saling mendekatkan diri untuk menghalau rasa dingin akibat cuaca.

"Bolehkah kami menginap semalam disini?"

Salah satu diantara mereka maju, Taehyung bisa melihat kalau dia adalah sosok yang paling di hormati. Terlihat bagaimana dua anak lainnya mengikuti tingkah anak lelaki itu dengan matanya.

Membiarkan satu sampai tiga orang menginap bukanlah hal sulit, karna rumah ini juga punya beberapa kamar kosong. Hanya saja, tiga orang dihadapannya ini bahkan belum bisa disebut 'orang' karna..ya mungkin umur yang tertua bahkan belum menginjak 17 tahun.

"Dengar," Taehyung mendekat kemudian menunduk, mencoba menyamakan posisinya dengan anak lelaki tadi. "Paman bukannya tak mau membiarkan kalian menginap, tapi Paman yakin kalian pasti punya keluar-"

"Aku pulang."

Taehyung menghembuskan nafasnya kesal, kesempatannya hilang begitu saja. Sorot mata tajam menatap ke arahnya dengan pandanganya bertanya, "Ini anakmu?"

Taehyung mendengus, lihatlah isi pikiran wanita itu.

- Fam(ily) -

"Sekarang kau jelaskan," Taehyung berhasil menarik tangan wanita tadi agar mengikutinya. Berbicara di tempat lain, mungkin tindakan terbaiknya saat ini. Mata di hadapannya masih tetap memandang tajam, seolah apapun yang akan dikatakan Taehyung adalah sebuah kesalahan.

"Dengar, aku mau kau mendengarkan penjelasanku sampai selesai." Taehyung menatap tajam membuat wanita itu mendengus, "Kau selalu menyelaku, jadi lebih baik aku peringatkan dahulu."

"Cepatlah."

Taehyung berdecak, sedikit merasa kesal dengan tingkah orang di hadapannya, "Mereka tadi berdiri di depan rumah kita, kedinginan, mereka-" Taehyung tahu, wanita dihadapannya ini susah percaya. "Mereka berpelukan karna dingin."

Wajah kaku itu berangsur melembut, Taehyung bisa melihat sosok wanita yang dicintainya kembali. Tapi, hanya sebentar karna setelah itu ekspresi dinginnya kembali terlihat.

"Aku mesti ke depan," wanita itu melangkah menjauhi Taehyung, "Aku masih tak percaya, sekedar informasi."

Taehyung memijit pelipisnya, "Kau memang sudah tak mempercayai siapa-siapa, Tzuyu."

- Fam(ily) -

"Maaf, aku tak tahu kalau ada tamu. Jadi, semoga ini bisa menghangatkan dan sedikit membuat kalian tidak kelaparan."

Tzuyu meletakan 3 buah mangkuk berisi sup hangat ke depan tiga anak laki-laki itu. Senyum lebar terlihat dari ketiga anak tadi dan membuat Tzuyu tak tahan untuk ikut tersenyum.

"Terima kasih," lagi-lagi anak lelaki yang terlihat paling dewasa itu yang berkata. Diikuti dua lainnya, yang paling kecil bahkan hanya bisa tersenyum manis.

"Tak masalah," Tzuyu duduk dihadapan ketiganya memperhatikan tiga orang tadi yang terlihat makan dengan lahap, padahal itu hanya sup biasa. Kulkasnya lumayan kosong, Tzuyu bahkan lupa kapan terakhir kali memasak.

"Untukku?" Taehyung muncul dengan rambut basahnya, handuk kecil tersampir di bahunya. Tzuyu mendengus, "Ku kira kau sudah makan dengan sekretarismu."

EndlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang